Beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat dan Republik mengecam pemerintah karena hanya baru-baru ini memberitahu intelijen yang memperlihatkan Siria membangun reaktor nuklir dengan bantuan Korea Utara, sebelum dibom oleh Israel tahun lalu.
Pada hari Minggu, anggota Republik utama dari Komite Intelijen DPR, Peter Hoekstra, menyuarakan keprihatinannya sehubungan temuan ini. Ia memberitahu CNN bahwa briefing minggu lalu oleh intelijen Amerika mengenai lokasi reaktor ini membuatnya diliputi lebih banyak pertanyaan dari pada perolehan jawaban.
Senator Demokrat Dianne Feinstein, seorang anggota Komite Khusus Intelijen Senat, mengatakan pemerintah seharusnya lebih cepat memberitahu mengenai intelijen yang dimilikinya, dan harus menyerahkannya kepada Badan Energi Atom Internasional.
Pejabat Intelejen Amerika mengatakan bahwa penundaan pemberian informasi itu diakibatkan keinginan untuk mencegah konfrontasi dan konflik di Timur Tengah.
Presiden Siria Bashar al-Assad, dalam pernyataan yang diterbitkan Minggu oleh koran Qatar, al Watan, membantah lokasi itu merupakan bagian dari sebuah program senjata nuklir.