Ulama Shiah yang paling dihormati di Irak bertemu dengan wakil presiden Sunni untuk pertama kalinya untuk membicarakan prakarsa menyatukan pemimpin-pemimpin politik Irak. Ayatullah Ali Al-Sistani dan Wakil Presiden Tareq al Hashemi mengadakan pembicaraan hari ini di kota suci Shiah Najaf.
Hashemi baru-baru ini mengumumkan rencana 25 pasal yang ditujukan untuk memperbaiki upaya rekonsiliasi antara faksi-faksi politik Irak.
Dalam aksi kekerasan hari ini, para pejabat Irak mengatakan sebuah bom mobil meledak di Baghdad timur menewaskan sekurang-kurangnya seorang dan mencederai dua lainnya.
Militer Amerika mengatakan pasukan koalisi menewaskan seorang teroris dan menahan dua tersangka dalam operasi pagi-pagi hari ini di ibukota Irak. Secara terpisah, militer mengatakan manahan 27 tersangka teroris dalam operasi-operasi di berbagai tempat di Irak.
Sementara itu, Liga Arab dan Wakil Presiden Irak dari golongan Shiah menolak sebuah resolusi Senat Amerika yang menyerukan dibentuknya sebuah sistem pemerintahan yang longgar dan didesentralisasi di Irak.
Pejabat Liga Arab yang beranggotakan 22 negara, Ali al Garoush hari ini mengatakan rencana seperti itu bertentangan dengan kepentingan Arab.
Wakil Presiden Irak Adel Abdul Mahdi, salah seorang wakil presiden Irak, mengatakan rakyat Iraklah yang akan menentukan masa depan negara mereka. Resolusi yang tidak mengikat itu, yang disyahkan hari Rabu, menyerukan penyelesaian politik yang hakekatnya membagi Irak menjadi tiga wilayah etnik yang semi-otonom yang akan dikuasai oleh kelompok Arab Sunni, Shiah dan Kurdi.
Senator Joseph Biden dari Delaware, yang berusaha dicalonkan sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, mengusulkan hal itu. Ia mengatakan rencana itu menawarkan pemecahan praktis di Irak yang dapat memungkinkan akhirnya pasukan Amerika ditarik pulang.