Tautan-tautan Akses

Hillary Clinton Diopname Karena Penggumpalan Darah


Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat berbicara pada jumpa pers setelah pertemuan dengan NATO di Brussels, Belgia (5/12). (AP/Virginia Mayo)
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat berbicara pada jumpa pers setelah pertemuan dengan NATO di Brussels, Belgia (5/12). (AP/Virginia Mayo)

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton harus diopname karena adanya penggumpalan darah menyusul gegar otak yang dialaminya pertengahan bulan ini.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton dirawat di sebuah rumah sakit di New York, Minggu (30/12) setelah penemuan gumpalan darah menyusul gegar otak yang dialaminya pertengahan bulan ini.

Para dokter menemukan gumpalan darah tersebut Minggu setelah melakukan pemeriksaan susulan, ujar juru bicara Clinton, Philippe Reines, said. Ia tidak menjelaskan lokasi gumpalan darah tersebut namun mengatakan Clinton akan dirawat dengan anti-koagulan dan dirawat di Rumah Sakit New York-Presbyterian untuk sedikitnya 48 jam ke depan agar tim dokter dapat mengawasi pengobatan.

Dalam jumpa pers Senin pagi (31/12) mengenai serangan bulan September atas konsulat Amerika di Benghazi, Libya, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah di Senat Joe Lieberman menyatakan keprihatinannya.

“Kami hanya ingin mengatakan Menlu Clinton kami doakan pagi ini dan kami berharap ia segera pulih dari gangguan kesehatan ini. Bukan hanya dia adalah menteri luar negeri yang hebat, ia juga seorang sahabat pribadi,” ungkap Lieberman.

Ini bukan pertama kalinya Clinton mengalami penggumpalan darah. Dalam wawancara tahun 2007 dengan harian New York Daily News, Clinton mengatakan ia pernah mengalami penggumpalan darah semasa menjadi ibu negara. Ia memberitahu surat kabar itu bahwa ia mengalami “rasa sakit luar biasa” di belakang lutut kanannya sewaktu ia berkampanye untuk Senator Charles Schumer dari Partai Demokrat di New York.

Clinton, 65, jatuh dan mengalami gegar otak saat berada di rumah sendirian pada pertengahan Desember setelah sembuh dari infeksi virus perut yang membuatnya dehidrasi parah. Gegar otak itu didiagnosa pada 13 Desember dan Clinton terpaksa membatalkan kunjungannya ke Afrika Utara dan Timur Tengah yang dijadwalkan dilakukan minggu depan.

Clinton juga terpaksa membatalkan kesaksian pada 20 Desember di Kongres mengenai penyerangan 11 September di konsulat AS di Benghazi, Libya, yang menewaskan duta besar Christopher Stevens dan tiga staf kedutaan. Laporan yang didapat Kongres menemukan kegagalan kepemimpinan dan manajemen dalam dua biro Kementerian Luar Negeri adalah penyebab kurangnya keamanan di konsulat tersebut. Clinton menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut, tapi tidak dipersalahkan.

Serangan tersebut telah membuat duta besar untuk PBB, Susan Rice, mundur, berikut empat pejabat Kementerian Luar Negeri. Clinton sendiri mengindikasikan ia akan tetap melakukan kesaksian.

Mantan ibu negara dan senator tersebut dikenal memiliki jadwal bepergian yang sangat padat dan melelahkan. Ia merupakan menteri luar negeri Amerika yang paling banyak bepergian dalam sejarah negara tersebut, mengunjungi 112 negara selama menjabat.

Clinton telah menyatakan ia akan mundur dari jabatannya, dan meski ada indikasi ia akan maju kembali menjadi kandidat presiden AS pada pemilihan umum berikutnya, ia telah menyangkalnya.

Presiden Barack Obama pada 21 Desember telah mencalonkan Senator John Kerry dari Partai Demokrat, yang mengepalai Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, untuk menggantikan Clinton. (AP/Reuters)
XS
SM
MD
LG