Tautan-tautan Akses

Gunung Tangkuban Parahu Berstatus Waspada


Gunung Tangkuban Parahu di Bandung, dari kejauhan. (Foto: Dok. PVBMG)
Gunung Tangkuban Parahu di Bandung, dari kejauhan. (Foto: Dok. PVBMG)

Gunung Tangkuban Parahu di Bandung dinyatakan berstatus 'Waspada' karena peningkatan aktivitas vulkanik dan peningkatan suhu kawah.

Gunung Tangkuban Parahu, yang juga obyek wisata kawah populer di Kabupaten Bandung Barat, dinyatakan berstatus ‘Waspada’ oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), setelah pantauan lembaga tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas gunung, seperti terjadinya gempa vulkanik dan peningkatan suhu kawah.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Surono mengatakan Rabu (29/8) bahwa sejak 1 Juli hingga 22 Agustus 2012, terekam 264 kali gempa vulkanik dangkal, 16 kali gempa vulkanik dalam dan beberapa kali gempa tektonik lokal dan jauh.

Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, visual dan suhu air danau kawah serta analisis data, maka terhitung sejak 23 Agustus 2012 pukul 23.00 WIB, status kegiatan Gunung Tangkuban Parahu dinaikkan dari Normal menjadi Waspada. Pantauan terakhir tim PVMBG, temperatur kawah gunung tersebut naik hingga dua kali lipat akibat aktivitas magma. Awalnya suhu kawahnya hanya 110 derajat Celsius, kini naik menjadi 220 derajat Celsius. Selain itu, konsentrasi gas belerang SO2 dan H2S di sekitar objek wisata Gunung Tangkuban Parahu juga sudah meningkat.

“Pemantauan gas di daerah parkir [tempat wisata Tangkuban Parahu], SO2-nya itu terdeteksi 2 ppm, atau batas yang membahayakan bagi masyarakat atau kehidupan. Kemudian H2S itu variasi 8-10 ppm, 10 ppm adalah batas yang membahayakan bagi kehidupan,” ujar Surono.

Ia menambahkan, salah satu gejala keracunan gas belerang tersebut adalah mual dan pusing.

“Mungkin bisa terjadi kalau masyarakat pagi-pagi ke arah sana, yang tidak terbiasa mungkin bisa pusing atau mual. Itu karena memang tingginya H2S dan SO2,” ujarnya.

Putra Kaban, direktur utama PT Graha Rani Putra Persada yang mengelola Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu, mengatakan meski berstatus Waspada, objek wisata tersebut masih bisa dikunjungi para wisatawan. Namun, pihaknya terus memberikan peringatan setiap 5 menit sekali lewat pengeras suara agar para pengunjung berhati-hati dan tidak mendekati kawah.

“Kami melalui [staf] informasi selalu 5 menit sekali mengumumkan bahwa ‘hati-hati..hati-hati’ kepada para pengunjung. Ini selalu kami kumandangkan. Kami menugaskan juga kepada semua security agar tidak memperbolehkan wisatawan dan warga masuk ke kawah,” tutur Kaban.

PVMBG telah mengirimkan tim yang lengkap untuk memantau aktivitas Gunung Tangkuban Parahu setiap hari. Dengan kondisi waspada, PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas pada radius 1,5 kilometer dari kawah terbesar, Kawah Ratu. Hampir bersamaan dengan meningkatnya aktivitas gunung tersebut, puluhan binatang jenis kera dan lutung yang biasa menghuni kawasan hutan wisata Gunung Tangkuban Parahu, mulai turun gunung dan memasuki areal perkebunan teh yang berada tidak jauh dari lokasi hutan. Gunung Tangkuban Perahu terakhir kali mengalami aktivitas vulkanik yang tinggi pada 1984, dengan mengeluarkan gas beracun sejauh radius 2 kilometer.

Recommended

XS
SM
MD
LG