Timses Jokowi Tepis Isu Presiden Boneka

Calon presiden Joko Widodo dan mantan presiden sekaligus ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri. (AP/Dita Alangkara)

Mantan menteri perdagangan Luhut Panjaitan mengatakan Jokowi tidak dapat didikte dan ia lebih gigih dari Prabowo.

Ketika pengusaha dan politisi berpengaruh Aburizal Bakrie ingin jadi bagian dari pemerintahan baru, ia tidak mendekati Joko "Jokowi" Widodo, namun malah pergi menemui Megawati Sukarnoputri, mantan presiden sekaligus ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Hal ini menjadi salah satu alasan munculnya ketakutan bahwa jika Jokowi menang dalam pemilihan presiden 9 Juli nanti, Megawati-lah yang akan berkuasa dan Jokowi menjadi boneka.

Jokowi sendiri tidak berbuat banyak untuk menangkis citra tersebut, dan di depan publik ia memang tampak hormat pada Megawati. Wawancara-wawancara dengan para anggota senior tim sukses Jokowi menunjukkan rasa frustrasi dengan sikap Jokowi seperti itu, tapi mereka bersikeras bahwa Jokowi tidak tunduk pada siapapun juga.

"Satu hal yang sama bisa pastikan, Anda tidak dapat didikte Jokowi, ia memiliki sikap sendiri," ujar Luhut Panjaitan, mantan perwira militer dan mantan menteri perdagangan yang pindah dari Golkar untuk membantu kampanye Jokowi.

"Orang-orang bilang ia boneka Megawati, tapi saya berjanji itu tidak benar. Ia sangat sopan dan sangat rendah hati, tapi tidak berarti ia akan mengatakan ya pada apapun yang Anda katakan."

Luhut, yang hadir dalam pertemuan antara Bakrie dan Megawati, mengatakan setelah penolakan dari kubu Megawati, ketua Golkar tersebut pergi ke kamp Prabowo Subianto.

"Saya bilang pada Bakrie... Mengapa kita harus selalu membuat transaksi-transaksi seperti ini? Ini tidak memberikan contoh baik pada publik, pada generasi muda," ujar Luhut.

Seorang juru bicara Bakrie mengatakan bahwa ketua Golkar itu telah menyampaikan pada partai bahwa negosiasi-negosiasi dengan kedua pihak berjalan baik.

"Menurut Pak Aburizal, selama pertemuan dengan Prabowo, mereka membahas kepentingan-kepentingan nasional dan perjanjian-perjanjian tidak dibahas," ujar Lalu Mara Satri Wangsa, yang juga merupakan ketua sekretaris jenderal Golkar.

Namun politisi senior Golkar, Fahmi Idris, mengatakan Prabowo telah menjanjikan sekitar tujuh kursi dalam kabinet sebagai imbalan dukungan.

"Ya, Aburizal kesal (dengan penolakan Megawati)," ujar Idris.

Dalam kampanye, Prabowo berulangkali memperingatkan akan terpilihnya presiden boneka.

Menurut seseorang yang dekat dengan Megawati, namun menolak dimunculkan namanya karena sensitivitas isu tersebut, mengatakan Jokowi memiliki sikap tersendiri, namun ia adalah orang Jawa dan selalu mendengarkan masukan dari para senior.

"Di matanya, Megawati adalah seniornya. Ia akan mencari saran mengenai isu-isu tertentu dari Megawati, namun ia tidak dipandu olehnya. Itu penting. Ia juga mencari nasihat-nasihat dari orang-orang senior lain yang ia pikir lebih berpengalaman darinya, tidak hanya Megawati," ujarnya.

Luhut Panjaitan mengatakan Jokowi adalah pria yang tangguh.

"Ia lebih gigih dari Prabowo," ujarnya.

Sejauh ini belum ada pembicaraan mengenai pos-pos kabinet dan penunjukan lainnya sebelum pilpres. Sumber-sumber dari tim Jokowi mengatakan mereka sadar harus mengakomodasi partai-partai yang berkoalisi tapi hanya akan mengambil individu-individu yang berkualifikasi, bukan hanya sekedar berdasarkan afiliasi politik.

"Akan ada penunjukan-penunjukan politik," ujar Paul Rowland, seorang analis berbasis Jakarta.

"Rekam jejak Jokowi menunjukkan ia tidak bermain dalam perjanjian politik. Masalahnya, ia tidak pernah harus membuat penunjukan politik dalam timnya sebelumnya. Tapi sejauh ini setidaknya dia kukuh dan tidak membuat perjanjian apa pun. Kita lihat saja nanti setelah ia dipilih," ujarnya. (Reuters)