Pence: Penulis Kritik Anonim tentang Trump Seharusnya Mundur

Wapres AS Mike Pence

Wakil Presiden Amerika Mike Pence hari Minggu (9/9) menyerukan kepada pejabat senior anonim yang melakukan perlawanan di dalam pemerintahan Trump untuk "melakukan hal yang terhormat dan mundur."

Dalam program Fox News Sunday, Pence mengatakan pejabat yang menulis artikel opini di suratkabar New York Times pekan lalu dan menyebut Trump sebagai sosok yang amoral, "secara harafiah telah melanggar sumpah, bukan kepada presiden, tetapi pada konstitusi" dengan berupaya merongrong kepresidenan Trump.

Pence Siap Uji Kebohongan dengan Mesin Pendeteksi

Pence menggarisbawahi bahwa ia tidak menulis artikel itu meskipun mengandung kata-kata yang tidak biasa seperti “lodestar” – yang berarti seseorang yang berfungsi sebagai inspirasi – yang banyak digunakan Pence dalam pidatonya. Pence mengatakan ia siap mengikuti uji kebohongan dengan mesin pendeteksi, tetapi menambahkan bahwa terserah pada Trump apakah pejabat-pejabat lain di Gedung Putih seharusnya melakukan hal serupa untuk mengidentifikasi siapa yang menulis artikel tersebut.

Baca juga: Trump Minta New York Times Ungkap Identitas Penulis Anonim

Pence menegaskan ia tidak tahu siapa yang menulis artikel itu. Pejabat itu mengatakan pejabat laki-laki atau perempuan itu merupakan bagian dari perlawanan internal "yang bekerja dengan tekun dari dalam untuk menggagalkan bagian-bagian dari agenda Trump dan kecenderungan terburuknya."

"Akar masalahnya adalah amoralitas presiden," tulis pejabat yang tidak menyebut namanya itu, dan menambahkan "gaya kepemimpinan Trump ceroboh, bermusuhan, picik dan tidak efektif."

Sebut Operasi "Deep-State," Trump Kecam Penulis Artikel di NYT

Trump mengecam keras penulis artikel itu. Dalam rapat umum politik di Montana pekan lalu, Trump mengatakan "tidak ada yang tahu siapa yang menulis artikel itu, laki-laki atau perempuan." Operasi "deep-state" yang tidak dikenal, yang menentang pemilih untuk mendorong agenda-agenda rahasia mereka benar-benar merupakan ancaman bagi demokrasi itu sendiri."

Baca juga: 3 Pejabat Tinggi AS Bantah Tulis Opini Anonim yang Kritik Trump

Artikel di New York Times itu dipublikasikan sehari setelah rincian pertama yang serupa diungkapkan oleh wartawan investigatif Bob Woodward dalam buku terbarunya “Fear : Trump in the White House,” yang melukiskan kekacauan operasi Gedung Putih di bawah Trump, dimana pejabat-pejabat utama pemerintahan itu menyerangnya sebagai orang yang tidak tahu apa-apa tentang masalah-masalah dunia.

Woodward mengatakan para pembantu Trump kadang-kadang mengambil dokumen dari meja kerja presiden di Oval Office agar Trump tidak menandatangani dokumen-dokumen yang dinilai dapat merugikan kepentingan keamanan nasional Amerika. Woodward, yang telah sejak lama menjadi wartawan dan editor di suratkabar Washington Post, mengutip Kepala Staf Gedung Putih John Kelly sebagai mengatakan Gedung Putih di bawah Trump adalah "kota gila" dan bahwa presiden adalah seorang "idiot." Kelly telah membantah mengatakan hal itu.

Baca juga: Trump Desak Departemen Kehakiman AS Selidiki Penulis Kritik Anonim di NYT

Gedung Putih Serang Buku Terbaru Bob Woodward

Trump dan pejabat-pejabat Gedung Putih telah menyerang buku Woodward sebagai fiksi. Tetapi Woodward hari Minggu mengatakan kepada stasiun televisi CBS bahwa klaim presiden bahwa ia tidak berbicara sebagaimana yang dikutip adalah "salah," dan menambahkan bahwa laporannya "sangat teliti dan hati-hati," serta didukung oleh ratusan jam wawancara dengan pembantu Trump saat ini dan sebelumnya.

Woodward mengatakan ia tidak tahu siapa penulis artikel opini di New York Times tetapi mengatakan deskripsi samar-samar tentang Gedung Putih dalam artikel itu tidak memenuhi standar pelaporan yang dilakukannya tentang kehidupan pemerintahan Trump di balik layar.

Baca juga: Gedung Putih Dicekam Intrik dan Saling Tuduh

Pence membela kinerja Trump dengan mengatakan presiden mendorong "perdebatan sengit" di dalam Gedung Putih tentang isu-isu kebijakan publik, dan kemudian "ia yang membuat keputusan, ia yang memegang komando." Pence menyebut Trump sebagai "presiden dengan energi yang hampir tidak terbatas." [em]