Jokowi dan Merkel Bahas Isu Myanmar Hingga Vaksin dalam Pertemuan Virtual

Presiden Joko Widodo berdiskusi dengan Kanselir Jerman Angela Merkel secara virtual, di Istana Bogor, Selasa, 13 April 2021. (Foto: Setneg)

Indonesia kembali menyerukan agar segera dilakukan dialog untuk mengakhiri krisis politik di Myanmar. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika melangsungkan pertemuan virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Selasa (12/4) sore, di Istana Bogor.

“Dialog di antara mereka (pihak yang berselisih di Myanmar.red) diharapkan dapat segera dilakukan, untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas dan perdamaian di Myanmar,” ujar Jokowi dalam pernyataan tertulis kepada media, Rabu (13/4) pagi.

BACA JUGA: Juni, India Mungkin Kembali Mengekspor Vaksin AstraZeneca

“Kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai isu Myanmar,” tambah pernyataan itu, tanpa memberi perincian. Sebelumnya Indonesia telah berulang kali menyerukan dihentikannya penggunaan aksi kekerasan, yang hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 600 orang. Indonesia mendorong dilakukannya dialog.

Tekanan terhadap pemerintah Myanmar semakin besar seiring terus memanasnya situasi di Myanmar dan mulai mengalirnya pengungsi ke negara-negara tetangga.

Dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 9 April lalu, Wakil Duta Besar Perancis Untuk PBB Nathalie Broadhurst mendorong Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (the Associaton of Southeast Asian Nations/ASEAN) untuk “meningkatkan keterlibatan dalam menemukan cara-cara guna mendorong Myanmar keluar dari situasi pelik dan bekerja sama dengan semua pihak untuk mencapai solusi politik inklusif.

Suasana pertemuan virtual antara Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel, di Istana Bogor, Selasa, 13 April 2021. (Foto: Setneg)

Lebih jauh Broadhurst mengungkapkan rencana pertemuan tingkat tinggi negara-negara ASEAN pada 20 April mendatang. Surat kabar The Jakarta Post melaporkan pada 10 April dengan mengutip pernyataan seorang diplomat bahwa rencananya pertemuan itu akan digelar secara tatap muka di Jakarta, bukan secara virtual.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan “belum ada konfirmasi soal tanggal” pertemuan itu dan belum dapat memberi perincian lebih jauh.

Nasionalisme Vaksin

Selain isu Myanmar, Presiden Joko Widodo dan Kanselir Angela Merkel juga membahas beberapa isu bilateral, antara lain kerja sama di bidang kesehatan, ekonomi dan perubahan iklim.

BACA JUGA: WHO Kembali Serukan Dunia Sumbangkan Vaksin kepada Negara Miskin  

Kedua pemimpin juga bertukar pikiran mengenai penanganan pandemi virus corona dan kerja sama vaksin. Kedunya menyampaikan kekhawatiran yang sama dengan masih terus terjadinya “nasionalisme vaksin” yang dinilai akan sangat mengganggu ketersediaan vaksin dunia dan kesetaraan akses vaksin bagi semua.

Khusus dalam pembahasan soal investasi dan industri, Jokowi menawarkan kerja sama pengembangan sumber daya manusia lewat sekolah kejuruan.

“Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang,” ujar presiden.

Pertemuan ini dilakukan sehari setelah pembukaan Pameran Hannover Messe 2021 di mana Indonesia menjadi negara mitra Jerman. Sekretariat Presiden dalam pernyataan tertulis menyatakan “Kanselir Jerman Angela Merkel meyakini bahwa kemitraan ini akan bermanfaat bagi upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara.”

Indonesia dan Jerman sepakat saling bersinergi mengingat Indonesia yang akan menjadi Ketua G20 dan Jerman menjadi Ketua G7 bersamaan pada 2022 nanti. [em/ft]