Dampak Badai Harvey terhadap Ekonomi AS

  • Jim Randle

Sebuah pompa bensin di kota Bedford, Texas tidak lagi menjual bensin setelah bencana badai Harvey melanda negara bagian ini (foto: ilustrasi).

Badai Harvey telah menaikkan harga bensin, dan mungkin untuk sementara memperlambat pengeluaran konsumen, menghambat pertumbuhan ekonomi dan menaikkan angka pengangguran.

Para ahli yang menganalisis data bencana mengatakan bahwa akan memakan waktu sebelum berakhir banjir dan rintangan lainnya dapat diatasi secukupnya barulah pemilik rumah, pengembang, dan perusahaan asuransi dapat menilai sepenuhnya beaya rekonstruksi.

Tetapi sudah jelas biayanya akan tinggi, kata Tom Sabbatelli dari Risk Management Solutions.

Tatkala badai Harvey menghantam Texas, data baru menunjukkan pertumbuhan tahunan ekonomi Amerika naik tiga persen pada bulan April, Mei dan Juni.

Harvey untuk sementara merugikan pertumbuhan, meskipun terlalu dini untuk menilai kerusakan secara keseluruhan, menurut pakar ekonomi IHS Markit, Patrick Newport.

Pertumbuhan baru pulih melalui rekonstruksi besar-besaran di Houston dan daerah-daerah lainnya.

Kehilangan dalam lapangan kerja terkait badai itu akan tampak lewat klaim mingguan santunan pengangguran, dan laporan mengenai pengangguran bulan depan, menurut Mark Hamrick dari Bankrate.

Meskipun Harvey adalah salah satu badai terburuk yang pernah melanda Amerika Serikat, seorang ahli memperkirakan rekonstruksi di Houston akan lebih cepat, dan lapangan kerja akan pulih lebih cepat dibangdingkan dengan di New Orleans setelah Badai Katrina.

Dan sebelum Harvey, Houston memiliki ekonomi yang sehat, kaya, dan lebih beragam - dan pemerintahan yang lebih baik – dari New Orleans, menurut pakar ekonomi Southern Methodist University, Cullum Clark.

Clark juga mengatakan bahwa industri perminyakan, bagian utama dari ekonomi Houston, akan bangun kembali dengan cepat.

Tetapi pakar ekonomi IHS Markit, dan penduduk asli New Orleans, Patrick Newport mengatakan pemulihan akan memerlukan waktu yang lama sekali. [sp/al]