Tautan-tautan Akses

Yunani, Mesir, Siprus Tandatangani Kesepakatan Energi yang Menguntungkan Eropa


Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi (kanan) dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis (kiri) dalam konferensi pers seusai pertemuan trilateral antara Yunani, Mesir dan Siprus, di Athena, 19 Oktober 2021. (ARIS MESSINIS / AFP)
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi (kanan) dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis (kiri) dalam konferensi pers seusai pertemuan trilateral antara Yunani, Mesir dan Siprus, di Athena, 19 Oktober 2021. (ARIS MESSINIS / AFP)

Yunani, Siprus dan Mesir, Selasa (19/10) menandatangani sebuah perjanjian energi listrik yang termasuk energi surya Mesir dan berpotensi memasok seluruh Eropa, pada saat benua itu menghadapi krisis energi.

Protokol tersebut ditandatangani dalam sebuah pertemuan antara Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, dan Presiden Siprus, Nicos Anastasiades, di Athena.

Kesepakatan itu terkait dengan "interkoneksi" di antara negara-negara tetangga itu dan transfer listrik ke jaringan masing-masing, kata Mitsotakis.

"Sementara sumber-sumber energi mengalami diversifikasi, Mesir dapat menjadi pemasok energi listrik, yang akan dihasilkan dari energi surya, dan Yunani akan menjadi stasiun distribusi untuk wilayah Eropa," Mitsotakis menambahkan lebih lanjut.

Pengumuman itu muncul ketika negara-negara di seluruh dunia menghadapi krisis energi, dengan naiknya harga gas alam, minyak dan batu bara.

Sisi mengatakan perjanjian itu bertujuan untuk "memperkuat kerja sama energi".

Dalam sebuah pernyataan bersama, negara -negara di Mediterania itu menyatakan: "Interkoneksi ini memperkuat kerjasama dan keamanan energi, tidak hanya di antara ketiga negara itu tetapi juga dengan Eropa."

"Ini akan menjadi cara untuk mentransfer sejumlah besar energi listrik dari dan ke Mediterania timur," sebut pernyataan itu.

Ketiga negara tersebut juga menyatakan niatnya untuk mengeksplorasi dan mentransfer gas alam di kawasan itu.

Kerjasama energi antara negara-negara Mediterania timur itu menimbulkan kemarahan Turki, yang mengincar cadangan minyak dan gas alam di kawasan tersebut.

"Sayangnya, Ankara tidak memahami kondisi zaman dan aspirasinya yang merugikan tetangganya jelas merupakan ancaman bagi perdamaian di kawasan," Mitsotakis menjelaskan.

Ketegangan meningkat tahun lalu ketika Turki mengirim sebuah kapal eksplorasi dan armada angkatan laut untuk melakukan penelitian di perairan yang dianggap Yunani merupakan wilayahnya berdasarkan beberapa perjanjian. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG