Tautan-tautan Akses

WWF: Populasi Margasatwa Berkurang dengan Cepat


Bangkai Harimau Sumatra, yang jumlahnya makin langka, yang tewas setelah terperangkap di jebakan untuk babi hutan di Pekanbaru, 26 September lalu (foto: ilustrasi).
Bangkai Harimau Sumatra, yang jumlahnya makin langka, yang tewas setelah terperangkap di jebakan untuk babi hutan di Pekanbaru, 26 September lalu (foto: ilustrasi).

Laporan yang baru saja dirilis dari World Wildlife Fund (WWF) merinci penurunan cepat keanekaragaman hayati dunia. Secara umum, persentase semua jenis hewan di darat, laut, dan udara menurun dengan cepat sejak 1970.

Statistik itu gamblang, dan mengkhawatirkan, demikian menurut laporan Living Planet Report yang baru saja dirilis oleh World Wildlife Fund.

Nik Sehran dari WWF memaparkan angka-angka tersebut, "Populasi mamalia, burung dan ikan menurun antara tahun 1970 dan tahun 2014 sebesar 60 persen secara global, dan di habitat air tawar, angkanya sekitar 83 persen, dan itu tingkat kemunduran yang fenomenal."

Dan Ketua Unit Hutan WWF, Kerry Cesareo, mengatakan tidak mengherankan dampak yang terus kita akibatkan pada planet menjadi penyebabnya.

"Aktivitas manusia menyebab penurunan yang kita saksikan, terutama permintaan kita, peningkatan kita terhadap makanan, energi, air," ungkapnya.

Kegiatan itu mendorong perubahan iklim, tetapi penulis laporan tersebut mengatakan ada pelajaran yang bisa kita petik dari bagaimana dunia bersatu untuk mengatasi gas rumah kaca.

"Kalau kita renungkan bagaimana dunia menanggapi ancaman iklim dan mendorong pakta di Paris pada tahun 2015 untuk mengatasi perubahan iklim, kita memerlukan kesepakatan serupa di tingkat global bagi manusia dan alam," imbuh Cesareo.

Cesareo merujuk pada kisah sukses seperti pemulihan Giant Panda, dan meningkatnya populasi harimau di alam liar untuk membuktikan apa yang terjadi bisa dibalikkan.

"Meskipun laporannya sangat serius, pesannya juga tidak terlalu terlambat untuk bertindak benar. Hidup itu ulet, memantul kembali sehingga jika kita mengambil tindakan bersama, kita bisa membalikkan kecenderungan ini dan memastikan kelangsungan hidup planet bagi generasi mendatang," tandasnya.

Untuk kembali memulihkan kehidupan, WWF menyerukan kepada pemerintah untuk menandatangani Konvensi Keanekaragaman Hayati tahun 2020. Ini menciptakan jalan untuk melestarikan tempat-tempat liar dunia dan membalikkan keanekaragaman hayati planet yang semakin menyusut.

"Tindakan ini menetapkan target untuk hal-hal seperti persentase kawasan yang akan dilestarikan di bawah taman dan cagar alam asli dan jenis-jenis lainnya dari kawasan konservasi masyarakat," tukas Cesareo.

WWF mengatakan ketika segala sesuatu yang disediakan bumi, jika menyangkut makanan, kayu, energi, dan sumber daya lainnya diperhitungkan, nilai planet adalah sekitar $ 125 triliun per tahun.

Tujuannya sekarang adalah menemukan cara untuk membuat semua keanekaragaman hayati alam yang kaya itu lestari dan tersedia bagi generasi yang akan datang. (my)

XS
SM
MD
LG