Tautan-tautan Akses

WHO Peringatkan Agar Jangan Lengah terhadap COVID-19


Petugas medis dengan pakaian APD melambai ke arah warga Changchun saat upacara perpisahan sebelum kembali ke Meihekou, tempat mereka membantu menangani wabah COVID-19 di Changchun, China, 12 April 2022. (Foto: via Reuters)
Petugas medis dengan pakaian APD melambai ke arah warga Changchun saat upacara perpisahan sebelum kembali ke Meihekou, tempat mereka membantu menangani wabah COVID-19 di Changchun, China, 12 April 2022. (Foto: via Reuters)

Laporan terbaru menyebutkan jumlah global kasus COVID-19 mencapai 502 juta, dengan 6,19 juta kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan itu jumlah kematian akibat COVID-19 terendah yang tercatat dibandingkan pada hari-hari awal pandemi, lebih dari dua tahun lalu.

Akan tetapi, kabar baik ini disertai laporan suram akan lonjakan kasus yang serius dan peningkatan rawat inap di beberapa negara. WHO mengakui masyarakat semakin lelah menghadapi situasi itu, yang tak kunjung usai. WHO juga memahami keinginan masyarakat untuk kembali ke kehidupan yang lebih normal.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghadiri konferensi pers di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghadiri konferensi pers di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)

Tetapi, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa ini bukan saatnya bagi orang-orang untuk lengah. Dia mencatat Komite Darurat COVID-19 pekan ini dengan suara bulat sepakat bahwa pandemi masih merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Lebih lanjut Tedros mengatakan

“Ilmuwan WHO terus bekerja bersama ribuan pakar di seluruh dunia untuk melacak dan memantau virus SARS-CoV-2. Virus ini dari waktu ke waktu menjadi semakin mudah menular dan tetap mematikan, terutama bagi mereka yang tidak terlindungi dan tidak divaksinasi, dan tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan dan antivirus.”

Tedros mengatakan menjadi lebih sulit untuk memantau lintasan virus corona karena jumlah orang yang melakukan tes COVID-19 telah turun secara signifikan. Dia menambahkan bahwa tes dan pelacakan kontak membantu menghentikan penyebaran virus itu. Ia mengingatkan bahwa akan semakin sulit untuk menyelamatkan nyawa tanpa dua alat itu.

Seorang sukarelawan menggunakan megafon untuk berbicara dengan warga di sebuah gedung apartemen di Shanghai, China, 12 April 2022. (Xinhua News Agency via AP)
Seorang sukarelawan menggunakan megafon untuk berbicara dengan warga di sebuah gedung apartemen di Shanghai, China, 12 April 2022. (Xinhua News Agency via AP)

“Mendiagnosis pasien yang berisiko secara cukup dini supaya obat baru antivirus menjadi ampuh sangat penting dan seharusnya tersedia untuk semua orang, di mana saja. Selain itu, jumlah tes dan pengurutan genom yang lebih tinggi akan sangat penting untuk melacak varian yang ada dan mengidentifikasi varian baru begitu mereka muncul.”

Tedros mengatakan perlindungan terbaik terhadap COVID-19 adalah dengan mendapatkan vaksinasi dan suntikan penguat atau booster bila direkomendasikan. Dia juga mengimbau semua orang untuk terus memakai masker, terutama dalam ruang tertutup yang ramai. [ka/ab]

XS
SM
MD
LG