Tautan-tautan Akses

WhatsApp Janji Atasi Penyebaran Hoaks di India


ARSIP - Ikon WhatsApp dan Facebook Messenger tampak dalam sebuah iPhone di Manchester, Inggris, 27 Maret 2017 (foto: Reuters/Phil Noble)
ARSIP - Ikon WhatsApp dan Facebook Messenger tampak dalam sebuah iPhone di Manchester, Inggris, 27 Maret 2017 (foto: Reuters/Phil Noble)

Layanan pengiriman pesan digital, WhatsApp, menyatakan pihaknya “terkejut” oleh terjadinya pengadilan jalanan dan penghakiman oleh massa di India, yang dipicu oleh berita palsu yang disebarkan lewat aplikasinya, dan pihaknya tengah berupaya untuk menambahkan fitur untuk menekan penyebaran pesan-pesan yang tidak dikehendaki. WhatsApp menambahkan tugas semacam itu memerlukan kemitraan yang melibatkan pemerintah, masyarakat sipil, dan perusahaan-perusahaan teknologi.

Pernyataan WhatsApp dikeluarkan sebagai tanggapan atas tuntutan pemerintah India untuk mengambil “tindakan segera” untuk membatasi apa yang disebut oleh para pejabat sebagai “pesan-pesan tidak bertanggung jawab dan eksplosif.” Pemerintah telah bergegas untuk mengatasi kekerasan yang dikatakan terkait dengan informasi yang beredar lewat aplikasi layanan pengiriman pesan milik Facebook yang ada di telepon pintar.

Berita-berita hoaks tersebut telah menimbulkan korban jiwa di India. Sejak bulan Mei, lebih dari dua belas orang telah terbunuh dan banyak lainnya yang jadi korban penghakiman massa yang dipicu oleh peringatan-peringatan palsu terkait penculik anak atau pencuri.

Setelah terjadinya insiden dimana lima orang yang berasal dari masyarakat nomaden terbunuh hari Minggu di sebuah desa di negara bagian Maharashtra yang terletak di bagian barat, pemerintah mengeluarkan peringatan keras ke pihak WhatsApp dengan mengatakan layanan tersebut tidak dapat menghindar dari “akuntabilitas dan tanggungjawab.”

Dalam jawabannya kepada Kementrian Elektronik dan Teknologi Informasi India, layanan pengiriman pesan ini menyatakan pihaknya tengah bekerja keras untuk mengedukasi para penggunanya bagaimana mengenali hoaks.

WhatsApp menyatakan fitur yang tengah diuji ini akan menunjukkan kepada para penggunanya ketika sebuah pesan telah diteruskan atau ditulis sendiri oleh pengirim pesan. Selain itu, terkait dengan percakapan di grup WhatsApp, aplikasi itu akan memperkenalkan kontrol baru yang memungkinkan administrator grup kendali untuk menentukan siapa yang dapat mengirimkan pesan dalam grup. “Dengan fitur ini diharapkan penyebaran pesan-pesan yang tidak dikehendaki dapat ditekan dan dapat memprioritaskan percakapan yang lebih penting di grup selain juga menekan penyebaran hoaks dan pesan-pesan lain,” ujar perusahaan itu.

Apakah semua tindakan ini akan membantu mengatasi isu-isu yang disebarkan media sosial masih perlu dibuktikan.

Pakar teknologi, Nikhil Pahwa, menyatakan ia merasa layanan pengiriman pesan tersebut harus lebih bertanggung jawab dengan apa yang bisa dilakukan oleh para penggunanya dengan aplikasi itu. “Di WhatsApp, saat seorang mengirimkan pesan, tidak ada fitur yang menampilkan sumber dari isi pesan tersebut,” ungkapnya. “Perlu ada identitas pesan yang menunjukkan pengirim pesan awalnya. Untuk setiap pesan yang diteruskan, pesan itu harus diperlakukan sebagai pesan yang bersifat publik.”

Pemerintah setempat tengah berjuang mengatasi desas-desus yang membahayakan dan berjanji untuk mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang menyebarkannya. Mereka telah meluncurkan kampanye penyadaran dan menghimbau kepada setiap orang untuk tidak mempercayai informasi palsu. Namun bahkan upaya-upaya itu kadang-kadang dapat bersifat fatal. Pekan lalu, seorang pria yang dipekerjakan untuk berkunjung dari desa ke desa di negara bagian Tripura yang terletak di timur laut India untuk memperingatkan terkait bahayanya hoaks dan desas-desus telah menjadi korban penghakiman massa yang menyebabkan pria itu terbunuh.

Dengan lebih dari 200 juta pengguna, India adalah pasar terbesar bagi WhatsApp. Banyak orang yang memiliki telepon pintar dan pengguna setia dari layanan pengiriman pesan yang belum pernah menggunakan teknologi semacam ini sebelumnya. [ww/dw]

XS
SM
MD
LG