Tautan-tautan Akses

Warga Ukraina Berjuang Memberi Tahu Kerabatnya di Rusia tentang Perang


Mariya, seorang warga lokal, tampak mencari barang-barang yang masih tersisa di antara reruntuhan rumahnya yang hancur akibat pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di Desa Yasnohorodka, di pinggiran Kota Kyiv, Ukraina, pada 30 Maret 2022. (Foto: AP/Vadim Ghirda)
Mariya, seorang warga lokal, tampak mencari barang-barang yang masih tersisa di antara reruntuhan rumahnya yang hancur akibat pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina di Desa Yasnohorodka, di pinggiran Kota Kyiv, Ukraina, pada 30 Maret 2022. (Foto: AP/Vadim Ghirda)

Pada minggu pertama invasi Rusia di Ukraina berlangsung, Olga M. menghabiskan waktunya dengan bersembunyi bersama putranya yang masih remaja di dalam sebuah tempat perlindungan di Kotsiubynske, sebuah daerah pinggiran kota Kyiv. Ketika serangan Rusia di Irpin, wilayah yang dekat dengan Kotsiubynske, semakin menjadi, Olga dan putranya melarikan diri dan tiba di Spanyol seminggu kemudian.

“Kaki saya sudah letih sekali” karena lama berdiri di kereta dan antrian, kata Olga, yang minta agar nama keluarganya tidak disebutkan guna melindungi anggota keluarganya, termasuk suaminya yang masih berada di Ukraina.

Selama ditempa situasi yang sulit ini, ia terus berusaha berbicara tentang perang yang terjadi dengan orang tuanya yang tinggal di Ekaterinburg, Rusia.

“Mengapa kamu begitu marah?” demikian pertanyaan ayahnya pada hari pertama. “Kami akan membom pangkalan militer kalian. Apa dampaknya buatmu?”

Setelah itu, Olga berhenti berbicara dengan sang ayah namun tetap berhubungan dengan ibunya, yang menghindari pembahasan mengenai perang yang telah membuat putrinya dan cucunya menjadi pengungsi.

Ayah Olga berasal dari Ukraina tetapi pindah ke Rusia pada pertengahan tahun 70-an, dan menikah dengan ibu Olga, yang merupakan warga negara Rusia.

Olga menikah dengan laki-laki Ukraina dan pindah ke Ukraina tetapi tetap mengganggap dirinya orang Rusia, serta mempertahankan status kewarganegaraan Rusia.

Ia mengatakan orang tuanya tidak pernah mengunjunginya di Ukraina sejak 2008, yakin bahwa mereka akan dijebloskan ke dalam penjara karena berbicara dalam bahasa Rusia.

“Saya berusaha memberitahu mereka itu tidak benar. Saya tidak berbahasa Ukraina dan saya masih belum memperoleh kewarganegaraan Ukraina,” kata Olga.

Kisah Olga juga dialami oleh warga Ukraina lainnya yang memiliki kerabat yang tinggal di Rusia. Banyak dari kerabat mereka menghindari pembahasan soal perang atau malah mendukung keputusan yang diambil oleh Vladimir Putin untuk menginvasi Ukraina. [jm/my/rs]

XS
SM
MD
LG