Tautan-tautan Akses

Warga Mesir Berupaya Hidupkan Semangat Idulfitri di Tengah-Tengah Virus Corona 


Pelanggan membeli permen di pasar jalanan menjelang di Kairo, Mesir 28 Oktober 2020. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)
Pelanggan membeli permen di pasar jalanan menjelang di Kairo, Mesir 28 Oktober 2020. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)

Warga Mesir merayakan liburan Idulfitri yang kedua di tengah-tengah pandemi virus corona. Menjelang hari raya itu, warga Kairo sibuk terlihat sibuk membeli baju baru bagi anak-anak mereka dan membeli kue tradisional kaak. 

Menjelang Idulfitri, warga Mesir bersiap-siap merayakan liburan di tengah-tengah restriksi terketat akibat virus corona dalam beberapa bulan ini.

Di tengah-tengah restriksi ketat, warga Mesir berupaya untuk tetap melakukan tradisi Idul Fitri seperti membeli baju bagi anak-anak mereka.

Samih Ismail, salah seorang warga, ikut berbelanja untuk keperluan Lebaran bersama putranya. "Sebentar lagi Lebaran tiba dan sudah tradisi untuk membeli baju baru, mengenakannya pada hari pertama Lebaran dan salat Id," serunya.

Di Mesir, berakhirnya Ramadan ditandai dengan liburan Idulfitri selama tiga hari.

Suasana setelah berbuka puasa di atap sebuah rumah di Kairo, Mesir, di tengah pandemi COVID-19, 4 Mei 2020.
Suasana setelah berbuka puasa di atap sebuah rumah di Kairo, Mesir, di tengah pandemi COVID-19, 4 Mei 2020.

Orang-orang biasanya merayakan Lebaran dengan bepergian, mengunjungi keluarga dan berkumpul untuk menikmati hidangan mewah. Namun tahun ini, liburan Lebaran tiba di tengah-tengah kebijakan ketat yang ditujukan untuk membatasi penyebaran virus corona di Mesir.

Enggan untuk memberlakukan lagi penutupan wilayah, pemerintah Mesir mengumumkan restriksi terketat dalam beberapa bulan pada awal bulan Mei.

Restriksi itu di antaranya, kafe, restoran, toko-toko dan mal ditutup pada jam 9 malam dan melarang pertemuan orang dalam jumlah besar selama dua minggu, termasuk menutup pantai dan taman-taman selama liburan Idulfitri.

Seorang pria berjalan di kawasan perbelanjaan "Khan el-Khalili", di tengah pandemi COVID-19 di Kairo lama, Mesir 26 Juli 2020. (REUTERS / Amr Abdallah Dalsh)
Seorang pria berjalan di kawasan perbelanjaan "Khan el-Khalili", di tengah pandemi COVID-19 di Kairo lama, Mesir 26 Juli 2020. (REUTERS / Amr Abdallah Dalsh)

Terlepas dari langkah-langkah baru itu, Mohammad Khalil, seorang pemilik toko mengatakan, bisnis secara umum tampak lebih baik tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. "Namun, masyarakat masih ragu-ragu di tengah-tengah virus corona, keramaian dan tindakan pencegahan," jelasnya.

Namun, tanpa peduli dengan apa yang sedang terjadi, warga Mesir yang tidak ingin kehilangan suasana Idulfitri, pergi ke toko-toko camilan manis untuk membeli kue kaak. Kue mentega itu bisa saja polos, atau diisi dengan kacang-kacangan atau kurma dan seringkali ditaburi gula halus.

Rania Esam, seorang warga yang sedang membeli satu kotak kue kaak, mengatakan, "Kami datang ke toko hari ini untuk membeli keperluan Idulfitri. Kami membeli kue-kue mungil, biskuit dan kaak, kue tradisional Idul Fitri. Ini adalah tradisi kami dan kami harus melakukannya agar anak-anak merasa senang. Terlepas dari situasi COVID-19, kami keluar rumah untuk membeli apa yang kami perlukan saja, lalu pulang ke rumah."

Bagi sebagian warga Mesir, mereka belum merasakan suasana Idulfitri jika mereka belum mencicipi kue kaak.

Seorang perempuan tengah memanggang roti Kaak dan kue kering lainnya untuk persiapan Hari Raya Idulfitri. (Foto: ilustrasi).
Seorang perempuan tengah memanggang roti Kaak dan kue kering lainnya untuk persiapan Hari Raya Idulfitri. (Foto: ilustrasi).

Seorang warga lainnya yang sedang membeli kue kaak mengatakan, "Keceriaan Idulfitri tidak terasa tanpa kue kaak dan biskuit. Idulfitri tidak lengkap tanpa kaak."

Sebagian warga membeli camilan manis yang membutuhkan banyak tenaga untuk membuatnya itu di toko-toko kue. Sedangkan sebagian warga lainnya, memilih untuk membuatnya sendiri di rumah. [lj/uh]

XS
SM
MD
LG