Tautan-tautan Akses

Warga India di Desa Leluhur Kamala Harris Ikut Bergembira


Anak-anak membawa foto Kamala Harris, cawapres terpilih AS, di sebuah kuil di Thulasendrapuram, di negara bagian Tamil Nadu,Minggu, 8 November 2020. (Foto: Reuters)
Anak-anak membawa foto Kamala Harris, cawapres terpilih AS, di sebuah kuil di Thulasendrapuram, di negara bagian Tamil Nadu,Minggu, 8 November 2020. (Foto: Reuters)

Warga di desa leluhur wakil presiden terpilih Amerika, Kamala Harris, menyalakan kembang api, sementara paman dari pihak ibunya terus menerus melakukan wawancara melalui telepon dengan wartawan, di rumahnya di New Delhi.

Mereka bergembira karena Kamala Harris, yang juga berdarah India, berhasil menorehkan sejarah dengan menjadi wakil presiden terpilih di Amerika.

India pernah memiliki perdana menteri perempuan lebih dari 50 tahun lalu, ketika Indira Gandhi menjadi perdana menteri perempuan pertama pada 1966.

Di Desa Thulasendirapuram, di bagian selatan Tamil Nadu di mana kakek Harris dari pihak ibu dilahirkan, suasananya sangat meriah. Sejumlah perempuan menggambar mural, anak-anak membawa poster Kamala dan warga menyampaikan puji syukur di sebuah kuil di desa itu, menyebut Kamala sebagai “putri desa kami.”

“Selamat kepada Kamala Harris, kebanggaan desa kami, selamat Amerika,” ujar salah seorang penduduk yang ikut merayakan kemenangan Kamala sambil membagi-bagikan permen. Dalam beberapa hari terakhir ini, desa itu memanjatkan doa-doa khusus bagi Kamala. Warga desa itu ikut mengamati dengan seksama perolehan suara pemilihan presiden di Amerika.

Para perempuan merayakan kemenangan Kamala Harris di Painganadu dekat Desa Thulasendrapuram, desa kelahiran kakek Kamala dari ibunya, di Tamil Nadu, India, Minggu, 8 November 2020.
Para perempuan merayakan kemenangan Kamala Harris di Painganadu dekat Desa Thulasendrapuram, desa kelahiran kakek Kamala dari ibunya, di Tamil Nadu, India, Minggu, 8 November 2020.

Di rumah paman dari pihak ibunya di New Delhi, Gopalan Balachandran, merasa bangga atas keberhasilan keponakannya bercampur dengan perasaan lega setelah Kamala diproyeksikan sebagai wakil presiden terpilih.

“Saya sangat gembira dengan Kamala, tetapi juga gembira pada kita semua,” ujar Balachandran, pensiunan akademisi berusia 79 tahun, kepada VOA. “Saya khawatir dengan arah keamanan internasional secara keseluruhan,” tambahnya.

Bagi kebanyakan warga India, langkah Kamala menjadi wakil presiden perempuan terpilih pertama, kandidat kulit hitam pertama dan orang Amerika keturunan India pertama, melambangkan pencapaian komunitas India di Amerika.

Ini merupakan momentum yang tidak pernah dibayangkan Balachandran ketika sekitar 60 tahun lalu saudara perempuannya, Shyamala Gopalan, bermigrasi dari Kota Chennai di selatan India untuk belajar ke Amerika. Shyamala kemudian menikah dengan menikah dengan seorang warga Jamaika, yang adalah ayah Kamala Harris.

Balachandran mengatakan nilai-nilai yang diserap Kamala ketika tumbuh dewasa sangat sederhana. “Jangan menilai siapa pun dari apa yang mereka makan, apa agama mereka, apa bahasa yang mereka gunakan, hal-hal seperti itu. Pada dasarnya adalah soal menjadi manusia, dan bahwa menjadi manusia dalam keluarga kami bukan sesuatu yang istimewa,” ujarnya.

Ditambahkannya bahwa adiknya atau ibu Kamala, selalu mengajar kedua putrinya supaya kuat.

Ketika menyampaikan pidato pertamanya sebagai wakil presiden terpilih pada Sabtu (7/11) malam, Kamala menyebut India sebagai akar dirinya. Ia juga menyebut dukungan yang diperolehnya dari para “chitthis” atau bibi atau tante” dalam bahasa Tamil Nadu. Hal itu membuat Kamala menjadi berita utama berbagai surat kabar di India dan menggembirakan banyak warga India.

Perdana Menteri India Narendra Modi ikut menyampaikan ucapan selamat. [em/lt]

XS
SM
MD
LG