Tautan-tautan Akses

Wapres AS Lantik Para Senator Baru, Partai Republik Terpecah Belah di DPR


Wakil Presiden AS Kamala Harris saat melantik para senator baru di Gedung Kongres AS, Capitol Hill, hari Selasa (3/1).
Wakil Presiden AS Kamala Harris saat melantik para senator baru di Gedung Kongres AS, Capitol Hill, hari Selasa (3/1).

Wakil Presiden AS Kamala Harris melantik para senator baru di Gedung Kongres AS, Capitol Hill, hari Selasa (3/1).

Terdapat tujuh anggota baru, lima dari Partai Republik dan dua dari Partai Demokrat.

John Fetterman, politisi Partai Demokrat dari Pennsylvania, menjadi satu-satunya senator baru yang merebut kursi Senat AS dari partai lawan. Ia mengisi kursi Senat yang ditinggalkan oleh Pat Toomey, politisi Partai Republik yang pensiun.

Enam senator lainnya menggantikan senator sebelumnya yang berasal dari partai yang sama.

Senator baru dari Partai Republik di antaranya Ted Budd dari North Carolina, Katie Britt dari Alabama, Markwayne Mullin dari Oklahoma, Eric Schmitt dari Missouri dan J.D. Vance dari Ohio.

Senator Patty Murray dari Washington juga mencetak sejarah, menggantikan Leahy menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi kedua di Senat AS setelah Wapres AS, yang memegang jabatan tertinggi di senat.

Posisi tersebut dipegang oleh anggota Senat paling senior dari partai mayoritas dan berada di urutan ketiga dari kursi kepresidenan.

Sementara di majelis rendah Amerika, DPR AS berada di ambang kekacauan hari Selasa, hari pembukaan Kongres yang baru, ketika pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy berdebat dengan rekan-rekannya dari sayap kanan yang menolak memberikan suara mereka bagi dirinya agar menjadi ketua DPR.

Kebuntuan antara McCarthy dengan sekelompok politisi konservatif yang dipimpin oleh Kaukus Kebebasan yang sejalan dengan agenda MAGA Donald Trump membuat McCarthy, yang telah memimpin partainya meraih mayoritas tipis di DPR, memperjuangkan nasib politiknya sendiri.

McCarthy gagal menjadi ketua DPR AS lewat hasil pemungutan suara pertama setelah musuh konservatif dari partainya sendiri menolaknya dan membuka jalan untuk pemungutan suara berikutnya.

McCarthy berjanji akan bertempur di lantai DPR AS selama yang diperlukan untuk dapat mengatasi politisi-politisi Partai Republik yang menolak memberikan suara mereka untuknya. Belum jelas apa yang menyebabkan McCarthy gagal memenangkan suara untuk menjadi ketua DPR akibat aksi anggota partainya sendiri dalam pemungutan suara awal – sesuatu yang belum pernah terjadi dalam satu abad terakhir.

Sedikitnya 19 anggota Partai Republik menolak McCarthy.

Suasana tegang terasa di kubu Republik, ketika para anggota DPR memberikan suara mereka. Di sisi lain, di kubu Demokrat, suasana gembira terasa ketika mereka memberikan suara untuk calon ketua DPR dari kubu mereka, Hakeem Jeffries dari New York, yang menjadi orang kulit hitam pertama yang memimpin partai politik besar di AS.

Setelah Partai Demokrat mengalami kekalahan di DPR pada pemilu paruh waktu yang lalu, Partai Republik kini memegang kendali di DPR AS. Meskipun Senat masih dikendalikan Partai Demokrat, DPR yang dikuasai Partai Republik siap untuk mengonfrontasi agenda Presiden Joe Biden setelah kendali Kongres AS sepenuhnya berada di tangan Partai Demokrat selama dua tahun terakhir.

Tanpa ketua, DPR di bawah kendali Partai Republik tidak dapat berfungsi penuh, seperti untuk memilih ketua masing-masing komite DPR, berinteraksi selama persidangan dan memulai penyelidikan terhadap pemerintahan Joe Biden. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG