Tautan-tautan Akses

Wanita Lansia di Kenya Belajar Bela Diri untuk Hadapi Serangan Seksual


Pemimpin kelompok Jane Waithageni Kimaru (60 tahun, memukul karung tinju dalam kelas bela diri Taekwondo untuk perempuan di daerah kumuh Korogocho di Nairobi, Kenya, Kamis, 16 September 2021. (AP Photo/Brian Inganga)
Pemimpin kelompok Jane Waithageni Kimaru (60 tahun, memukul karung tinju dalam kelas bela diri Taekwondo untuk perempuan di daerah kumuh Korogocho di Nairobi, Kenya, Kamis, 16 September 2021. (AP Photo/Brian Inganga)

Di Korogocho, salah satu dari lingkungan kumuh terbesar di Nairobi, ibu kota Kenya, sekelompok perempuan lanjut usia tampak sedang belajar taekwondo. Ini merupakan bagian dari gerakan untuk membela diri dari serangan seksual. Selama pandemi COVID-19, pihak berwenang Kenya mengatakan kasus perkosaan dan pelecehan seksual telah meningkat, dengan departemen kesehatan melaporkan bahwa mereka telah menerima setidaknya 5.000 kasus kekerasan seksual di seluruh negara.

Di sebuah lorong di lingkungan kumuh di Korogocho di Kenya, 15 perempuan, kebanyakan berusia lanjut, mengikuti kelas taekwondo di sebuah pusat komunitas yang telantar.

Di aula pusat komunitas itu, ke-15 perempuan yang mengenakan jilbab dan rok panjang, dengan tangan kosong, meninju kantong yang berisi pakaian-pakaian bekas.

Korogocho, dalam bahasa Swahili berarti “padat” merupakan salah satu kawasan kumuh terbesar di Nairobi. Kawasan itu memiliki populasi yang padat dan jumlah penggangguran yang tinggi.

Kurangnya prospek dan masa depan yang pasti membuat banyak remaja rentan bergabung dengan geng yang dapat membuat mereka terlibat kejahatan termasuk perkosaan.

Jane Wakene (76, tengah), melakukan jumping jacks sebagai hukuman karena datang terlambat ke kelas bela diri taekwondo untuk perempuan di daerah kumuh Korogocho di Nairobi, Kenya, Kamis, 16 September 2021.
Jane Wakene (76, tengah), melakukan jumping jacks sebagai hukuman karena datang terlambat ke kelas bela diri taekwondo untuk perempuan di daerah kumuh Korogocho di Nairobi, Kenya, Kamis, 16 September 2021.

Tujuan memberi pelatihan taekwondo itu adalah untuk memberi perlindungan bagi perempuan dari serangan seksual tersebut.

Setiap hari Kamis jam dua siang, 15 perempuan yang berusia antara 60-80 tahun, bertemu untuk berlatih taekwondo.

Perempuan tertua dalam kelas taekwondo oti adalah Wambui Njoroge, yang diyakini berusia 110 tahun.

Ini menjadi pengingat yang suram bahwa perempuan rentan terhadap para predator seks.

Wanita Lansia di Kenya Belajar Bela Diri untuk Hadapi Serangan Seksual
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:30 0:00

Jane Waithaigeni Gabriel Kimaru, 60 tahun, pelatih dan kepala tim itu mengatakan, "Anda tidak membutuhkan banyak energi, hanya bela diri, untuk melindungi diri Anda dan melarikan diri. Anda tidak perlu mengalahkan mereka (penyerang), Anda hanya perlu mengejutkan mereka, dan sebelum penyerang sadar kembali, Anda harus melarikan diri."

Mereka yang terlambat datang ke kelas taekwondo itu mendapat hukuman yaitu harus melakukan sit up.

Di Korogocho, terdapat janda dan ibu tunggal dalam persentase yang tinggi, di mana mereka memiliki tugas berat untuk membesarkan anak dalam kondisi yang sulit.

Perempuan lanjut usia mengalami pelecehan seksual dalam tingkat yang lebih tinggi karena mereka dianggap lemah oleh pelaku.

Jane Waithageni Kimaru (60), ketua kelompok (kiri tengah) dan lainnya berlatih selama kelas bela diri taekwondo untuk perempuan di daerah kumuh Korogocho di Nairobi, Kenya, Kamis, 16 September 2021.
Jane Waithageni Kimaru (60), ketua kelompok (kiri tengah) dan lainnya berlatih selama kelas bela diri taekwondo untuk perempuan di daerah kumuh Korogocho di Nairobi, Kenya, Kamis, 16 September 2021.

Bagian dari pelatihan itu mengharuskan mereka dapat berteriak saat diserang, untuk memastikan suara mereka dapat terdengar.

Strategi itu digunakan untuk memberitahukan anggota lain yang berada di sekitarnya, jika mereka mengalami serangan seksual.

Pihak berwenang mengatakan, dalam banyak kasus, pelaku adalah orang yang dekat dengan korban dan tidak meyakini bahwa pelecehan merupakan kejahatan.

Esther Wambui,72 tahun, yang tinggal di Korogocho mengatakan, "Saat Anda melihat saya, Anda mungkin menganggap, saya seorang yang bodoh, seorang perempuan tua yang bodoh, namun Anda akan melihat siapa saya sebenarnya." [lj/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG