Tautan-tautan Akses

Virgin Australia akan PHK Sepertiga Pegawainya


Pesawat milik maskapai penerbangan Virgin Australia terlihat di bandara Sydney, 5 Agustus 2020.
Pesawat milik maskapai penerbangan Virgin Australia terlihat di bandara Sydney, 5 Agustus 2020.

Virgin Australia berencana merampingkan diri di bawah kepemilikan baru investor AS. Perusahaan penerbangan terbesar kedua di Australia ini akan mengurangi sepertiga jumlah pegawainya.

Rencana itu disampaikan Virgin Australia, Rabu (5/8), menyusul keputusan perusahaan tersebut April lalu untuk meminta perlindungan dari kebangkrutan. Perusahaan yang berbasis di Brisbane ini merupakan perusahaan penerbangan terbesar di dunia yang mengusahakan hal tersebut setelah wabah virus corona memukul keras industri itu.

Firma akuntansi Deloitte yang kini mengelola Virgin Australia telah mencapai kesepakatan mengikat untuk menjual perusahaan itu ke perusahaan investasi Brain Capital yang berbasis di Boston. Kesepakatan itu kini hanya menunggu persetujuan akhir para kreditor Virgin.

Para penumpang antre di loket Virgin Australia Airlines di Bandara Internasional Kingsford Smith, Sydney, Australia, di tengah pandemi Covid-19, 18 Maret 2020.
Para penumpang antre di loket Virgin Australia Airlines di Bandara Internasional Kingsford Smith, Sydney, Australia, di tengah pandemi Covid-19, 18 Maret 2020.


CEO Virgin Australia Paul Scurrah mengumumkan, untuk mengefisienkan operasi, perusahaan itu tidak hanya memangkas 3.000 karyawannya, namun juga meniadakan layanan penerbangan jarak jauh dari Australia ke Los Angeles and Tokyo.

Semua penerbangan domestik dan penerbangan internasional akan menggunakan pesawat Boeing 737, kecuali untuk penerbangan carteran atau regional. Semua pesawat Boeing 777 dan Airbus A330 akan diistirahatkan. Virgin juga akan menghentikan operasi maskapai penerbangan murah Tigerair Australia, sekaligus mengistirahatkan semua Airbus A320-nya.

Pemilik saham terbesar Virgin Australia adalah Singapore Airlines, Etihad Airways, serta perusahaan investasi China, Nanshan Group dan HNA Group. Milyader Inggris Richard Branson menguasai 10% saham perusahaan itu. (ab/uh)

XS
SM
MD
LG