Tautan-tautan Akses

Video Musik "Cage" Karya Cheverly Amalia Tembus Festival Film Internasional


Artis Cheverly Amalia di Los Angeles, California (Dok: Cheverly Amalia)
Artis Cheverly Amalia di Los Angeles, California (Dok: Cheverly Amalia)

Sineas sekaligus penyanyi dan aktris Indonesia di Los Angeles, Cheverly Amalia, kembali menoreh prestasi di kancah internasional. Video musik karyanya untuk lagu berjudul "Cage" berhasil tembus ke beberapa festival film internasional, termasuk AS, Italia, dan Yunani. Selamat untuk Cheverly!

Video musik lagu berjudul “Cage,” hasil karya sienas sekaligus penyanyi dan aktris, Cheverly Amalia di Los Angeles California, belum lama ini berhasil tembus ke beberapa festival film internasional.

Beberapa diantaranya Los Angeles Cinefest dan Hollywood Screening Film festival di Amerika Serikat, Short Milan Festival di Italia, dan Bridges International Film Festival Yunani.

Cheverly Amalia, artis multi talenta asal Indonesia di Los Angeles (Dok: Cheverly Amalia)
Cheverly Amalia, artis multi talenta asal Indonesia di Los Angeles (Dok: Cheverly Amalia)

​“Awal mulanya juga enggak nyangka sih. Sebenarnya kan ini music video, Chevy masukinnya bukan hanya di kategori music video tapi ke short film-nya juga,” papar Cheverly Amalia kepada VOA Indonesia belum lama ini.

Lagu “Cage” ini sendiri adalah lagu berbahasa Inggris yang dinyanyikan oleh Cheverly Amalia dan merupakan hasil kolaborasinya dengan komposer Indonesia Ferhat Bach Mario tahun 2017 lalu. Lagu ini merupakan soundtrack dari film yang tengah digarap oleh Cheverly.

VOA Executive Lounge: "Cheverly Amalia-Judith Hill-Film Aladdin" (1)
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:08:37 0:00

“Memang prosesnya kan satu-satu ya, karena ngerjain semuanya sendiri,” kata perempuan yang akrab disapa Chevy ini sambil tertawa.

Cheverly menambahkan bahwa video musik ini memang ia daftarkan ke banyak festival film internasional di Amerika, Asia, dan Eropa, termasuk festival daring di internet. Salah satunya, Audience Award Festival, dimana “Cage” menang di final pemilihan oleh penonton.

“Chevy memang lebih ke arah prestasi ya, kepingin banget diikutkan project-project Chevy ke festival-festival, biar dinilai sama yang udah para ahlinya,” jelasnya.

Tidak tanggung-tanggung, Cheverly juga meraih beberapa nominasi di festival-festival film lainnya. Ia juga masih menunggu pengumuman dari beberapa festival lain yang juga ia ikuti.

“Yang udah dapat award ada di Los Angeles Cinefest, itu semi-finalis untuk kategori Best Music Video atau Short Film, Hollywood Screening Film Festival sebagai semi-finalis juga (untuk) Best Music Video and Female Director, Newcomers Hollywood Film Festival, kita dapat honorable mention untuk Newcomer Female Director, terus kita masuk di Bridges International Film Festival di Yunani (dapat) Best Female Director and juga music video. Itu nominasi ya,” jelas artis kelahiran 1983 ini.

Video musik “Cage” sendiri bercerita tentang kehidupan seorang perempuan yang selalu dihantui oleh hal-hal negatif, yang telah membuatnya kehilangan jati diri.

“Mentalnya dicuri, jadi lost karakter itu,” tambah Cheverly.

Untuk penggarapan video musik ini, Cheverly mengambil tiga lokasi yang berbeda di Amerika, dan bekerja sama dengan beberapa seniman asal Indonesia.

Artis Cheverly Amalia (kiri) dan penata busana Dela Dewi (kanan) (Dok: Cheverly Amalia)
Artis Cheverly Amalia (kiri) dan penata busana Dela Dewi (kanan) (Dok: Cheverly Amalia)

“Dela Dewi salah satu pemain di musik video ‘Cage.’ Dia aku kasih peran antagonisnya itu yang jadi Maleficent. Terus aku juga menghadirkan artis Indonesia, Cynthiara Alona. Terus aku juga menghadirkan ada model namanya Yemima, kalau enggak salah dia Miss Asia,” kata Cheverly.

Sineas sekaligus aktris dan penyanyi, Cheverly Amalia, di Los Angeles (Dok: Cheverly Amalia)
Sineas sekaligus aktris dan penyanyi, Cheverly Amalia, di Los Angeles (Dok: Cheverly Amalia)

Menjadi tantangan tersendiri bagi Cheverly ketika harus mengarahkan para artis di depan kamera sambil berada di belakang dan sekaligus di depan kamera.

“Aku agak kesulitan karena aku juga ikut di dalamnya dengan pakaian yang (ala) princess enggak jelas itu. Kan berat roknya. Jadi sambil bawa-bawa kamera gitu kan,” kenang Cheverly sambil tertawa.

Walaupun ada kru yang membantunya, namun Chevely bertekad untuk melakukan semuanya sendiri.

“Biar aku tahu, ngerasain, kalau sampai terjadi apa-apa seperti sekarang di festival, aku PD saja untuk kasih tahu, ‘iya, that’s my work,” tambahnya.

Cheverly berharap agar karya-karyanya bisa diterima oleh public. Ia juga berharap agar tidak hanya menghargai produk yang besar layaknya film berdurasi panjang saja. Menurutnya produk kecil juga bisa menghasilkan prestasi.

“Yang penting semua Chevy ngerjain sendiri. Talenta yang Chevy punya, Chevy tuangkan semua ke produk yang Chevy lagi buat itu. Mau itu kecil, mau itu besar, enggak ada masalah. Yang penting bukan memberikan sesuatu yang negatif. Harus yang positif ya, apalagi prestasi. Dan buat Chevy pribadi, selama Chevy bisa memvisualisasikan sesuatu yang ada di kepala Cheverly ini, itu adalah sesuatu kebahagian yang sangat dalam,” tambahnya.

Cheverly Amalia, sineas asal Indonesia di Los Angeles, California (Dok: Cheverly Amalia)
Cheverly Amalia, sineas asal Indonesia di Los Angeles, California (Dok: Cheverly Amalia)

Nama Cheverly Amalia sudah dikenal di dunia hiburan Indonesia sejak tahun 1995. Tahun 2013, ia pindah ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan di New York Film Academy di New York dan Los Angeles.

Tahun 2016, Cheverly merilis film pertamanya yang bertema thriller psikilogis, “Blackout Experiment,” yang berhasil tembus di ajang Hollywood Reel Independent Festival dan diputar perdana di Laemmle Music Hall, di Los Angeles, California bersamaan dengan film ‘F for Franco’ yang dibintangi oleh aktor James Franco.

Bagi yang memiliki cita-cita untuk menembus festival film internasional, Cheverly berpesan agar selalu percaya dengan potensi dari karya yang dihasilkan.

“Harus percaya karya kita itu ada potensi untuk diikutkan ke kompetisi festival dunia. Semua filmmaker, seniman, kita semua memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing dalam karya kita,” katanya.

Tidak lupa Cheverly berpesan agar selalu berdoa yang terbaik untuk setiap hasil karya dan jangan lupa untuk menjadi orang yang rendah hati.

XS
SM
MD
LG