Tautan-tautan Akses

Venezuela Bantah 'Manipulasi' Jumlah Pemilih Dalam Pemilihan Dewan Konstituante 


Ketua Dewan Pemilu Nasional Venezuela Tibisay Lucena berbicara dalam sebuah konferensi pers di Caracas, Venezuela, 2 Agustus 2017. Venezuela membantah laporan dari Smartmatic yang menyatakan jumlah pemilih dalam pemungutan suara hari minggu (30/7) telah dimanipulasi.
Ketua Dewan Pemilu Nasional Venezuela Tibisay Lucena berbicara dalam sebuah konferensi pers di Caracas, Venezuela, 2 Agustus 2017. Venezuela membantah laporan dari Smartmatic yang menyatakan jumlah pemilih dalam pemungutan suara hari minggu (30/7) telah dimanipulasi.

Ketua pemilihan umum Venezuela membantah sebuah laporan bahwa
jumlah pemilih pada pemilu hari Minggu (30/7) "dimanipulasi" dan ada penggelembungan jumlah pemilih sebanyak setidaknya satu juta orang dalam pemilu untuk memilih dewan konstituante minggu ini.

Kepala Dewan Pemilu Nasional, Tibisay Lucena menyebut klaim dari sebuah perusahaan penyedia teknologi pemilihan asal Inggris tersebut, "tidak bertanggung jawab" dan ia mengancam Venezuela akan memulai tuntutan hukum terhadap perusahaan itu.

"Ini adalah pendapat yang belum pernah terjadi sebelumnya dari perusahaan yang perannya dalam proses pemilihan hanyalah memberikan layanan dan dukungan teknis tertentu yang tidak ada hubungannya dengan hasilnya," katanya.

Tetapi kepala perusahaan Smartmatic, Antonio Mugica, mengatakan di London Rabu (2/8) pernyataan mereka sudah jelas.

"Berdasarkan kekuatan sistem kami, kami tahu, tanpa keraguan, bahwa jumlah pemilih dalam pemilihan baru-baru ini untuk sebuah Majelis Konstituante telah dimanipulasi. Kami memperkirakan perbedaan paling sedikit 1 juta orang antara jumlah pemberi suara sesungguhnya dan yang diumumkan oleh pihak berwenang."

Dia tidak mengatakan apakah perbedaan itu mengubah hasil pemilu.

Pemerintah mengatakan lebih dari delapan juta orang memberikan suara pada hari Minggu. Pihak oposisi, yang memboikot pemungutan suara itu, mengatakan, jumlah pemilih kurang dari setengah jumlah tersebut. Wartawan di Caracas mengatakan puluhan tempat pemungutan suara tampak sepi.

Ketua Majelis Nasional yang dikuasai oposisi, Julio Borges, mengatakan, temuan Smartmatic ‘’konfirmasi lengkap’’ atas kecurigaan oposisi dan analis pemilu.

Jajak pendapat pra-pemilu menunjukkan lebih dari 70 persen rakyat Venezuela menolak pembentukan dewan untuk mengubah konstitusi.

Pihak oposisi berpendapat bahwa pemungutan suara itu telah dicurangi supaya majelis itu dipenuhi oleh pendukung Presiden Nicolas Maduro. Penentang Maduro menuntut diadakan pemilihan presiden dini. Pemilu presiden berikutnya dijadwalkan bulan Oktober, 2018. (sp/ii)

XS
SM
MD
LG