Tautan-tautan Akses

Utusan PBB akan Temui Kedua Pihak Suriah secara Terpisah


Sekjen PBB Ban Ki-moon (kanan) dan utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi (kiri) saat konferensi pers seusai pembicaraan damai Jenewa-2 di Montreux, Swiss (22/1).
Sekjen PBB Ban Ki-moon (kanan) dan utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi (kiri) saat konferensi pers seusai pembicaraan damai Jenewa-2 di Montreux, Swiss (22/1).

Utusan PBB Lakhdar Brahimi mengatakan telah mendapat “petunjuk cukup jelas” bahwa kedua pihak yang bersengketa di Suriah siap untuk membahas pertukaran tahanan, akses kemanusiaan dan gencatan senjata lokal, Rabu (22/1).


Utusan perdamaian PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan pemerintah Suriah dan oposisi hari Kamis (23/1) di Jenewa, untuk mencoba menengahi diakhirinya kekerasan mematikan di Suriah yang telah berlangsung hampir tiga tahun. Pertemuan itu akan berlangsung sehari sebelum perundingan pertama untuk membahas diakhirinya perang saudara di negara itu.

Brahimi akan bertemu secara terpisah dengan masing-masing pihak dan mendiskusikan bagaimana melanjutkan negosiasi langsung ke langkah berikutnya. Sebelumnya pembicaraan dijadwalkan akan dilakukan mulai hari Jumat, tetapi Brahimi mengatakan dalam konferensi pers hari Rabu (22/1) setelah pembukaan konferensi perdamaian yang lama ditunggu-tunggu di Montreux, Swiss, bahwa pertemuan terpisah dapat diteruskan.

Dia juga mengatakan ada "indikasi yang cukup jelas" bahwa pemerintah dan oposisi siap untuk berbicara tentang akses kemanusiaan, membebaskan tahanan dan menegakkan daerah gencatan senjata.

Hari pertama upaya perdamaian mendatangkan lebih dari 40 delegasi ke kota Montreux, Swiss, dan ditandai oleh perpecahan tajam atas masa depan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan kepada kedua pihak bahwa “konflik dan perdebatan sudah cukup” dan memohon agar mereka mengakhiri konflik yang dikatakannya telah membuat Suriah “menjadi tempat berkembangnya ekstremis asing dan teroris”.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry juga menjawab pertanyaan wartawan dengan mengatakan tidak ada kemungkinan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad terus berkuasa, dan menyebut Assad sebagai daya tarik terbesar bagi aksi teroris di kawasan itu.

Ia menuduh pasukan Assad membunuh ribuan warga Suriah, menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, dan kemungkinan melakukan kejahatan perang lainnya. Kerry mengatakan Amerika akan terus mendukung rakyat Suriah sampai “masalahnya selesai”.
XS
SM
MD
LG