Tautan-tautan Akses

Upaya Lengserkan Presiden Saleh Semakin Meningkat di Yaman


Bentrokan terus berlangsung di kota Taiz dan Zinjibar, sementara ibukota Sana'a digoncang ledakan hebat.
Bentrokan terus berlangsung di kota Taiz dan Zinjibar, sementara ibukota Sana'a digoncang ledakan hebat.

Ledakan besar menggocang ibukota Yaman, Sana’a, hari Rabu sewaktu anggota-anggota suku yang paling berpengaruh di negara itu meningkatkan penentangan mereka untuk menggeser Presiden Ali Abdullah Saleh.

Pemerintah dan pemberontak bentrok dalam upaya menguasai gedung-gedung kementerian utama di Sana’a, sementara rumah kepala suku Hashid, Sheikh Safeq al-Ahmar terus menerus diserang.

Suara tembakan bergaung di seluruh Sana’a sewaktu ambulans membawa orang-orang yang cedera ke rumah sakit. Sebagian penduduk terus meninggalkan kota itu untuk mencari tempat-tempat yang relatif aman di desa-desa pinggiran, sementara mereka yang tinggal menimbun kebutuhan pokok, termasuk makanan dan bensin.

Dalam kondisi kacau balau itu, para demonstran tetap melanjutkan protes mereka di ibukota itu, menuntut agar Presiden Saleh turun.

Di kota Taiz demonstran anti-pemerintah masih belum pulih dari tindak penumpasan yang dimulai hari Minggu yang mengakibatkan puluhan tewas.

Juga di wilayah barat laut, kelompok militan mengkonsolidasi kekuatan mereka di kota Zinjibar. Dilaporkan bahwa pemberontak ingin membentuk keemiran Islam di kawasan itu, tetapi ada laporan yang bertentangan mengenai tujuan mereka selain upaya mendongkel Presiden Saleh.

Usaha mendesak Presiden Saleh turun dari kekuasaan mungkin merupakan kekuatan pemersatu di antara berbagai kelompok oposisi. Tetapi Nasser Arrabiyee, penulis dan analis politik di Sana’a, mengatakan, dibutuhkan tujuan visi yang lebih besar.

“Arab Saudi dan Amerika adalah pemain-pemain utama dalam krisis Yaman sejauh yang menyangkut tindakan apa yang harus diambil pasca-Presiden saleh. Rakyat, di dalam negeri dan kelompok oposisi sayangnya hanya berpikir bagaimana mendongkel Saleh. Ini adalah masalah kelompok oposisi Yaman,” ujar Arrabiyee.

Arab Saudi memainkan peran utama dalam rencana perdamaian Dewan Kerjasama Teluk, yang didukung Amerika, untuk mewujudkan peralihan kekuasaan dari Presiden Saleh kepada pemerintahan yang lebih berdasarkan perwakilan. Presiden saleh menampik rencana itu tiga kali, membuat kelompok-kelompok oposisi berang.

Namun adanya perbedaan ideologi dan taktik di antara kelompok oposisi, adanya bentrokan di jalan-jalan Sana’a, pengambilalihan Zinjibar oleh kelompok militan, dan demonstrasi damai di kota-kota utama, berarti tidak ada alternatif yang jelas bagi Presiden Saleh.

Karena pertempuran pecah di seluruh negeri, ide-ide mengenai pemilu dan bagaimana menciptakan stabilitas nampaknya belum terpikirkan.

XS
SM
MD
LG