Namun seorang ayah dan putranya yang tinggal di Queensland Tenggara berupaya melawan tren tersebut. Mereka membeli sebuah peternakan untuk menikmati gaya hidup yang lebih seimbang.
Tidak seperti rencana pensiun pada umumnya, Stan Johnston (72 tahun) memilih menjadi seorang peternak sapi perah.
Ia mengatakan, "Ini merupakan gaya hidup yang baik karena saya dapat terus melakukannya. Saya dapat terus melakukan sesuatu di peternakan ini untuk 10 hingga 15 tahun lagi."
Ketika ia mulai mengelola peternakan sapi perah 35 tahun yang lalu, ada hampir 22.000 peternakan sapi di seluruh Australia. Kini jumlah tersebut menjadi kurang dari 5.000.
Ratusan peternakan lainnya masih meninggalkan industri tersebut setiap tahunnya. Namun Johnston melawan arus tersebut. "Kami tidak akan menjadi kaya, namun ini merupakan industri yang sangat baik untuk dijalani," imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, putranya, Wade Johnston mulai beternak akhir-akhir ini untuk menciptakan kehidupan yang seimbang bagi keluarganya.
Wade mengatakan, "Setiap hari, ini kerja keras. Namun saya ingin melakukan sesuatu di mana saya berada di dekat keluarga saya setiap saat."
Industri peternakan sapi perah telah menghadapi tantangan dalam beberapa dekade termasuk kemarau dan harga di supermarket yang berubah-ubah. Namun Dairy Australia mengatakan, apresiasi yang meningkat bagi produk lokal telah berubah menguntungkan dan memberikan laba yang sangat besar.
Charles McElhone dari Dairy Australia mengatakan, "Ada sejumlah peluang di mana produsen individu, perusahaan-perusahaan benar-benar memanfaatkan dukungan itu dan berupaya menyuplai konsumen Australia yang benar-benar ingin melihat industri peternakan Australia mengalami kesuksesan."
Selain itu, mereka juga membuka jalan bagi para peternak baru untuk menikmati hal yang terpenting dalam hidup mereka.
Wade Johnston mengatakan, "Saya hanya akan berfokus pada peternakan sapi perah kecil milik saya dan saya berupaya untuk membuat segala sesuatunya seproduktif serta sebersih dan sesehat mungkin." [lj/uh]