Tautan-tautan Akses

Untuk Hemat Air, Petani Mesir Manfaatkan Kotoran Ikan untuk Produksi Sayur 


Abd-elrahman Nasef memeriksa tanaman di pertanian akuaponiknya di Kairo, Mesir 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Abd-elrahman Nasef memeriksa tanaman di pertanian akuaponiknya di Kairo, Mesir 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)

Sebuah pertanian hidroponik di Mesir memanfaatkan air kolam ikan untuk membudidayakan sayuran. Hasilnya, produksi meningkat sementara konsumsi air berkurang.

Nama pertanian itu NatureWorks. Luasnya hanya sekitar 4.000 meter persegi. Namun pertanian kecil di kota Giza, tepian Barat Sungai Nil, ini memproduksi sayuran hijau dalam jumlah cukup mencengangkan: dua juta ton per tahun.

Pemiliknya, Abdelrahman Ahmed, seorang pengusaha muda berusia 31 tahun, mengaku mengembangkan proyek hidroponiknya itu sejak 2017. Ia memproduksi ikan nila dan sayuran hijau, mulai dari basil (kemangi) sampai oregano, dengan memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk alami.

Untuk Hemat Air, Petani Mesir Manfaatkan Kotoran Ikan untuk Produksi Sayur
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:54 0:00

“Ikan nila memiliki reputasi yang buruk karena banyak berkembang biak di selokan dan suka mengonsumsi kotoran, sehingga banyak orang kurang nyaman mengonsumsinya. Sebaliknya di sini, ikan yang satu ini paling penting. Ikan itu adalah jiwa dari pertanian ini. Semakin baik lingkungan tempat ikan itu hidup, dan semakin banyak pakan berkualitas tinggi yang dimakannya, semakin baik tanaman tumbuh,. Jadi mereka melengkapi satu sama lain," jelasnya.

Seorang pria bekerja di pertanian aquaponik, yang mendaur ulang air di tangki ikan untuk menanam sayuran, di Kairo, Mesir 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Seorang pria bekerja di pertanian aquaponik, yang mendaur ulang air di tangki ikan untuk menanam sayuran, di Kairo, Mesir 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)

Ikan dibiakkan dan diberi makan di dalam kolam berbentuk tangki, di mana mereka mengeluarkan kotoran. Air kemudian disaring untuk menghilangkan bongkahan padat, dan digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman.

Karena menggunakan metoda hidroponik, pertanian ini tidak mengandalkan nutrisi dalam tanah, melainkan bergantung pada nutrisi yang terkonsentrasi dalam larutan air untuk memberi makan tanaman.

Karena terbatasnya jumlah air yang digunakan, serta ruang yang rapat di antara tanaman, hasil pertanian itu kira-kira setara dengan apa yang bisa dihasilkan oleh pertanian biasa seluas delapan hektar.

Tanaman di pertanian aquaponik, menggunakan air daur ulang dari tangki ikan, di Kairo, Mesir 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Tanaman di pertanian aquaponik, menggunakan air daur ulang dari tangki ikan, di Kairo, Mesir 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)

“Pertanian yang kami kembangkan di sini menghemat 95 persen air yang digunakan dalam pertanian tradisional. Karena ini adalah sistem tertutup, kami mengisi air cukup sekali. Itu satu hal. Hal lain adalah bagaimana meningkatkan kerapatan tanaman di sini, ini membantu kami menanam sepuluh kali lebih banyak dari apa yang dilakukan pada lahan pertanian tradisional seluas 4.000 meter persegi," imbuhnya.

Tahun lalu, NatureWorks memproduksi sekitar dua ton sayuran hijau, dan menjual hasil panennya ke hotel, restoran, dan pasar ritel.

Abd-elrahman Nasef, memeriksa tanaman di pertanian akuaponiknya di Kairo, Mesir, 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Abd-elrahman Nasef, memeriksa tanaman di pertanian akuaponiknya di Kairo, Mesir, 30 Juni 2021. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)

Mesir mengalami kekurangan air yang signifikan, karena efek gabungan dari perubahan iklim, polusi, dan populasi yang terus bertambah.

Beberapa pejabat mengatakan, sebuah bendungan besar baru yang dibangun di hulu Sungai Nil di Ethiopia juga membuat akses Mesir ke air sungai itu menjadi kurang pasti. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG