Tautan-tautan Akses

Universitas Harvard Diguncang Skandal Nyontek


Reputasi tinggi Universitas Harvard digoncang oleh skandal "nyontek" yang dilakukan 125 mahasiswanya (foto:dok).
Reputasi tinggi Universitas Harvard digoncang oleh skandal "nyontek" yang dilakukan 125 mahasiswanya (foto:dok).

Universitas Harvard di Amerika yang secara umum dianggap sebagai standar teratas dalam pendidikan tinggi diguncang oleh skandal 'nyontek' para mahasiswanya.

Perguruan tinggi pertama di Amerika, Universitas Harvard, hampir secara universal dianggap sebagai standar tertinggi dalam pendidikan tinggi.

Universitas itu begitu terkenal, sehingga banyak mahasiswa dari tempat-tempat lain di Amerika seringkali secara bergurau menyebut universitas mereka sebagai “Harvard” di kota mereka. Mereka sadar bahwa tidak ada perguruan tinggi lain yang dapat menandingi lembaga pendidikan tinggi yang termasuk dalam Ivy League itu yang berkampus di Cambridge di pinggiran kota Boston, Massachussett.

Secara tradisional, hanya lulusan terbaik dari SMU terbaik di Amerika yang dapat diterima di Harvard, dan gelar dari universitas ini sering dianggap sebagai “tiket” menuju karir dan gaji yang baik.

Namun, Harvard yang angkuh itu kini berjuang mengatasi cela yang memalukan dalam catatan sejarah dan reputasi universitas itu. Cela itu terkait dengan skandal “nyontek” yang melibatkan sekitar 125 mahasiswa dalam mata kuliah pemerintahan. Ini adalah jenis insiden yang kadang-kadang menimpa perguruan tinggi yang kurang bergengsi, tetapi tidak di Harvard.

Puluhan atlet universitas itu dianggap tersangkut dengan penyontekan itu yang melibatkan ujian yang boleh dikerjakan di rumah pada tahun akademi lalu, ketika tim bola basket Harvard untuk pertama kali masuk dalam jajaran 25 besar atau satu dari 25 tim terbaik bola basket tingkat perguruan tinggi.

Kejadian ini menimbulkan kecemasan dalam komunitas akademis yang khawatir Harvard mulai mencerminkan praktik di berbagai perguruan tinggi lain yang memberikan keringanan bagi para atlet yang paling berharga, dan menerima sebagian mahasiswa semata-mata karena mereka bisa melempar bola atau bermain bola basket.

Menurut para pejabat Harvard, dua bintang pemain yang menjadi kapten tim bola basket universitas itu mengambil cuti dari kegiatan kuliah musim ini.

“Tanpa integritas, tidak akan ada prestasi yang murni, baik di Harvard maupun di universitas lain manapun,” demikian ujar Dekan Program Sarjana Jay Harris dalam sebuah pernyataan tidak lama setelah penyontekan itu terungkap.

Alasan umum menyontek adalah karena mahasiswa yang stres atau tertekan akan lebih terdorong untuk mendapat nilai baik daripada belajar dengan baik. Kemudahan akses ke berbagai informasi yang tersedia secara online memungkinkan penjiplakan dan penyontekan lebih mudah dilakukan. Berbagai universitas kini tidak lagi menekankan etika, dan para guru besar yang terlibat dalam penelitian seringkali memberikan lebih sedikit perhatian pada pengajaran.

Argumen-argumen ini mungkin dapat mengurangi rasa malu di sebagian universitas. Tetapi, di Universitas Harvard yang kini berusia 376 tahun, alasan-alasan itu tidak dapat diterima.
XS
SM
MD
LG