Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Targetkan Sanksi Baru untuk Belarus


Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Eropa di Brussel, Belgia, 19 Februari 2020. (Foto: REUTERS/Yves Herman)
Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Eropa di Brussel, Belgia, 19 Februari 2020. (Foto: REUTERS/Yves Herman)

Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa, Senin (21/6) akan menerapkan sanksi pada sektor-sektor utama ekonomi Belarus sementara blok itu meningkatkan tekanan terhadap Presiden Alexander Lukashenko pascapendaratan paksa pesawat bulan lalu. Dalam pertemuan di Luksemburg, para menteri itu membahas langkah-langkah luas yang menarget sumber pendapatan utama rezim Belarus: ekspor pupuk kalium, industri tembakau, minyak dan produk petrokimia, dan sektor keuangan.

Menlu Austria, Alexander Schallenberg. (Foto: dok).
Menlu Austria, Alexander Schallenberg. (Foto: dok).

Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengatakan ia berharap para menteri mendukung "dengan suara bulat" sanksi ekonomi yang juga akan mencakup larangan penjualan peralatan pengintai ke Belarus dan pengetatan embargo senjata. Tetapi kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan tidak ada keputusan akhir yang akan diambil sampai setelah para pemimpin blok itu bertemu untuk pertemuan puncak di Brussels akhir pekan ini.

Para menteri, Senin (21/6) dijadwalkan secara resmi menandatangani keputusan yang menempatkan 86 individu dan entitas tambahan di Belarus dalam daftar pembekuan aset dan larangan visa. Tujuh dari individu yang terkena sanksi itu terkait langsung insiden pengalihan jet penumpang Ryanair bulan lalu dan sisanya ditarget atas tindakan keras pemerintah yang lebih luas terhadap oposisi.

Presiden Lukashenko memicu kemarahan internasional karena mengerahkan jet tempur pada 23 Mei untuk mencegat penerbangan dari Yunani ke Lithuania. Setelah pesawat itu dipaksa mendarat di Minsk, Belarus menangkap jurnalis pembangkang Roman Protasevich dan pacarnya Sofia Sapega yang menumpang pesawat itu.

Lukashenko, yang telah memerintah Belarus sejak 1994, sejauh ini mengabaikan tekanan internasional karena ia didukung sekutu utamanya: Rusia.

Menjelang pertemuan mereka, para menteri bertemu pemimpin oposisi Belarus di pengasingan Svetlana Tikhanovskaya, yang bersikeras bahwa dia berhak memenangkan pemilihan tahun lalu. "Sanksi bukanlah penyelesaian yang efektif tetapi bisa membantu mengakhiri kekerasan dan membebaskan orang," tulis Tikhanovskaya di Twitter. [ka/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG