Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Lanjutkan Rencana Hentikan Impor Energi Rusia


Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbicara di Brussel, Belgia
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbicara di Brussel, Belgia

Uni Eropa mengatakan siap meninggalkan energi Rusia lewat kebijakan ekonomi ramah lingkungan.  Sementara Rusia menilai pemberlakuan sanksi Eropa yang memicu inflasi di kawasan itu merupakan tindakan bunuh diri ekonomi.  

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen hari Rabu (18/5) mengatakan blok itu mulai mewujudkan ambisi untuk menjadi independen dari bahan bakar fosil Rusia ke “tingkat yang lain”, ketika ia mengumumkan rencana paket energi bernilai hampir 300 miliar euro atau sekitar 315 miliar dolar Amerika.

Inisiatif investasi Komisi Eropa itu dimaksudkan untuk membantu negara-negara Uni Eropa mulai berhenti menggunakan bahan bakar fosil Rusia tahun ini. Inisiatif itu juga mencakup proposal untuk penggunaan bahan bakar yang lebih efesien dan peluncuran energi terbarukan yang lebih cepat.

Tujuannya adalah mengambilalih pendapatan Rusia dari sektor energi yang bernilai puluhan miliar dan memperkuat kebijakan iklim Uni Eropa sesuai “Kesepakatan Hijau Eropa.”

“Hari ini kita melaksanakan ambisi kita ke tingkat lain untuk memastikan agar kita menjadi independen dari bahan bakar fossil Rusia sesegera mungkin. Semua bentuk pendekatan ini : REPowerEU. Jadi REPowerUI ini yang akan membantu kita menghemat lebih banyak energi, mempercepat penghapusan secara bertahap, dan yang terpenting adalah untuk memulai investasi pada skala baru. Jadi menurut saya ini akan mempercepat European Green Deal kami,” paparnya.

Rusia adalah pemasok utama minyak, gas alam dan batu bara Uni Eropa; yang menyumbang sekitar seperempat dari total energi blok tersebut.

Impor energi Uni Eropa dari Rusia tahun lalu mencapai 99 miliar euro atau 62% dari pembelian barang-barang Rusia oleh blok itu.

Putin: Tinggalkan Energi Rusia, Eropa “Bunuh Diri Ekonomi”

Sehari sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sanksi negara-negara Barat terhadap pasokan energi Rusia adalah “bunuh diri ekonomi,” karena kebijakan itu hanya akan merugikan mereka sendiri.

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin

Dalam sebuah pertemuan hari Selasa (17/5) Putin mengatakan di luar ambisi mereka dan tekanan hegemoni Amerika, pemberlakuan lebih banyak sanksi terhadap pasar minyak dan gas Rusia hanya akan menambah inflasi di Eropa.

Putin juga menuduh Barat telah melebih-lebihkan “kemampuan energi alternatif” dengan meremehkan sumber energi tradisional.

“Sangat jelas bahwa karena agenda politik internal, kemampuan energi alternatif telah dilebih-lebihkan, dan urgensi energi tradisional justru diremehkan," kata Putin.

Lebih jauh Putin mengatakan pasar minyak dunia telah mengalami perubahan “yang bersifat tektonik” atau naik turun dengan tajam. “Dalam kondisi baru ini, ini bukan hanya soal memproduksi minyak, tetapi juga membangun seluruh rantai vertikal hingga akhirnya ke konsumen.”

Komisi Eropa pada 4 Mei lalu telah mengusulkan paket sanksi keenam terhadap Rusia, yang mencakup larangan penuh mengimpor minyak Rusia pada akhir tahun ini. Proposal itu membutuhkan persetujuan dari 27 anggota Uni Eropa. Sejauh ini beberapa negara anggota seperti Hungaria dan Slovakia menentang usul tersebut.

Von der Leyen juga mengumumkan proposal untuk investasi pertahanan bersama negara-negara Uni Eropa, juga proposal untuk pembuatan platform rekonstruksi internasional dan pinjaman bagi Ukraina bernilai sembilan miliar euro atau sekitar 9,5 miliar dolar Amerika guna membantu negara yang dikoyak perang itu.

Badan eksekutif Uni Eropa mengatakan bantuan keuangan makro dalam bentuk pinjaman ini akan dilengkapi dengan dukungan dari mitra-mitra lain, termasuk negara-negara dari kelompok ekonomi utama G7.

Uni Eropa mengatakan pihaknya telah memobilisir sekitar 4,1 miliar euro atau 4,3 juta dolar Amerika untuk mendukung Ukraina. [em/jm]

XS
SM
MD
LG