Tautan-tautan Akses

Turki Tarik Kapal Pengebornya dari Siprus


Kapal pemboran Turki, Yavuz dikawal oleh fregat Angkatan Laut Turki TCG Gemlik (F-492) di kawasan timur Laut Tengah, sebelah barat daya Siprus , 6 Agustus 2019. (Foto: REUTERS / Murad Sezer)
Kapal pemboran Turki, Yavuz dikawal oleh fregat Angkatan Laut Turki TCG Gemlik (F-492) di kawasan timur Laut Tengah, sebelah barat daya Siprus , 6 Agustus 2019. (Foto: REUTERS / Murad Sezer)

Sebuah kapal pengebor minyak dan gas Turki telah kembali ke pelabuhannya, Senin (5/10), dari perairan yang disengketakan dekat Siprus, menurut sebuah situs pelacak angkatan laut, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersiap menerima kunjungan sekretaris jenderal NATO.

Angkatan Laut Turki mengatakan bulan lalu, kapal tersebut, Yavuz, akan bertahan di wilayah timur Laut Tengah, sebelah barat daya Siprus, hingga 12 Oktober. Namun, situs pelacak Vessel Finder menyatakan, kapal tersebut sudah mulai meninggalkan perairan yang disengketakan sejak Minggu, dan mulai memasuki pelabuhan Tasucu, Turki, Senin pagi.

Turki tidak mengeluarkan pernyataan resmi apapun terkait kepulangan kapal itu.

Perkembangan yang tampaknya merupakan peredaan ketegangan ini terjadi sementara Erdogan siap melangsungkan pembicaraan, Senin (5/10), dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg untuk membahas pertikaian antara Yunani dan Turki mengenai perbatasan maritim dan hak-hak eksplorasi energi.

Kedua negara anggota NATO itu telah mencemaskan aliansi militer itu karena sama-sama melangsungkan latihan perang Agustus lalu untuk mendukung klaim wilayah dan energi masing-masing.

Konflik mulai mereda setelah mereka sepakat bulan lalu untuk melangsungkan perundingan langsung di Istanbul untuk pertama kalinya sejak 2016. Tanggal pelaksanaan pembicaraan itu hingga kini belum diumumkan.

Bulan lalu, Turki menarik pulang kapal riset energinya, Oruc Reis, yang dikawal dua kapal perang, setelah lebih dari sebulan menjalankan misinya dekat sebuah pulau Yunani. Pada saat itu, Erdogan mengatakan, jika Turki menarik kapal itu, berarti “mari kita selesaikan lewat jalur diplomasi.”

Para pemimpin Eropa mengingatkan, Jumat lalu, mereka kemungkinan akan menjatuhkan sanksi terhadap Turki jika tidak menghentikan tindakan sepihaknya dan melanjutkan aktivitas pengeboran gas. Ankara menyebut ancaman tersebut sebagai tindakan tidak konstruktif,

NATO pekan lalu membantu kedua negara bertetangga itu membuat jalur komunikasi militer langsung untuk mencegah terjadi bentrokan yang tidak diinginkan.

Setelah mengunjungi Ankara, Stoltenberg akan melawat ke Athena, Selasa, untuk melangsungkan pembicaraan dengan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG