Tautan-tautan Akses

Turki Kecam AS Terkait Sanksi Iran, Ketegangan Meningkat


Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusolgu dalam konferensi pers di Ankara, 23 April 2019.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusolgu dalam konferensi pers di Ankara, 23 April 2019.

Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri keringanan sanksi bagi negara-negara yang mengimpor minyak Iran, mengancam akan meningkatkan ketegangan dengan Turki.

"Jika ada individu atau entitas yang terlibat dalam tindakan yang bisa dikenai sanksi, kami akan memberikan sanksi itu," demikian peringatan Brian Hook, penasihat kebijakan senior Menteri Luar Negeri AS dan perwakilan khusus untuk Iran.

Pengecualian bagi China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Turki akan berakhir pada Mei, dimana setelahnya negara-negara itu bisa menghadapi sanksi AS. Sanksi terhadap Iran diberlakukan kembali setelah Trump mundur dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusolgu mengecam langkah terbaru Washington itu.

"Kami mendukung sistem internasional dan multilateralisme yang dibentuk melalui aturan hukum. Fakta bahwa satu negara saja yang mengacaukan hal ini dan menekan setiap negara untuk mematuhi keputusannya merusak dan membahayakan sistem hukum internasional," kata Cavusoglu pada konferensi pers, Selasa (23/4).

"Mengapa menekan negara lain? Ambil tindakan sendiri. Mengapa negara lain harus mematuhi keputusan sepihak Anda?" tanya Cavusoglu.

Cavusoglu menolak proposal Amerika mengenai Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai pemasok alternatif.

"Mendesak agar membeli minyak dari negara-negara lain selain Iran, sudah terlampau jauh," katanya melalui Twitter, Senin (22/4).

Para analis menunjukkan bahwa Turki yang haus energi akan enggan mengandalkan pasokan dari UEA atau Arab Saudi, mengingat hubungan kedua negara yang masih sangat tegang.

Amerika mengatakan sedang bekerja keras untuk menemukan solusi bagi kebutuhan energi Turki. [my]

XS
SM
MD
LG