Tautan-tautan Akses

Pengadilan Turki Dakwa Tersangka Pembantaian Kelab Malam


Polisi berpakaian preman di dalam apartemen tempat tinggal tersangka pembantaian kelab malam dalam razia di Istanbul (17/1). (AP/Lefteris Pitarakis)
Polisi berpakaian preman di dalam apartemen tempat tinggal tersangka pembantaian kelab malam dalam razia di Istanbul (17/1). (AP/Lefteris Pitarakis)

Pengadilan Turki telah secara resmi mendakwa seorang laki-laki Uzbekistan dengan pasal pembunuhan terhadap 39 orang dan melukai sejumlah lainnya dalam penembakan membabibuta pada Malam Tahun Baru di sebuah kelab malam di Istanbul.

Pengadilan di Istanbul hari Sabtu (11/2) mendakwa Abdulgadir Mashripov atas kepemilikan sejumlah senjata api – yang dinilai milik kelompok teroris bersenjata Negara Islam (ISIS) – dan berupaya menghancurkan ketertiban konstitusional dan pembunuhan.

Masharipov melarikan diri dari lokasi penembakan namun setelah operasi pencarian besar-besaran di seluruh Turki, ia berhasil ditangkap 17 hari kemudian di Istanbul. Pihak berwenang mengatakan ia mendapat latihan teroris di Afghanistan dan telah mengaku melakukan serangan di kelab malam Reina pada malam tahun baru 1 Januari 2017.

Dalam insiden terpisah yang juga terkait kelompok ISIS, kantor berita Turki Anadolu hari Sabtu melaporkan sebuah pengadilan di bagian selatan Turki mendakwa dua tersangka teroris ISIS yang berencana melakukan “serangan sensasional” di Eropa.

Warga Denmark asal Lebanon Mahamad Laban dan warga Swedia Mohammed Tofik Saleh ditangkap awal bulan ini dan dikatakan telah mengakui rencana itu setelah diinterogasi selama 10 hari.

Mengutip sebuah sumber yang identitasnya dirahasiakan, Anadolu mengatakan kedua tersangka awalnya mengatakan pada polisi bahwa mereka melakukan perjalanan dari Eropa ke Suriah untuk membantu menyediakan bantuan kemanusiaan. Namun polisi mendapati bahwa dalam tiga bulan terakhir ini kedua laki-laki tersebut telah dilatih menggunakan bahan peledak dan senjata api.

Tim penyelidik melaporkan telah mengetahui bahwa istri tersangka Saleh mengajukan gugatan hukum di Swedia tahun 2014, menuduh suaminya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ekstremis ISIS.

Dalam perkembangan lainnya, polisi di kota Gaziantep – kota di dekat perbatasan Turki dan Suriah – hari Kamis 9/2, menangkap empat tersangka ISIS yang diduga sedang merencanakan serangan di Turki. Pihak berwenang mengatakan dalam penangkapan itu mereka menemukan ikat pinggang yang dipadati bahan peledak. [em]

XS
SM
MD
LG