Tautan-tautan Akses

Tunisia Perpanjang Status Darurat


Kepresidenan Tunisia pada hari Jumat (25/12) mengumumkan perpanjangan status darurat negara itu selama enam bulan. (Foto: AP)
Kepresidenan Tunisia pada hari Jumat (25/12) mengumumkan perpanjangan status darurat negara itu selama enam bulan. (Foto: AP)

Kepresidenan Tunisia pada hari Jumat (25/12) mengumumkan perpanjangan status darurat negara itu selama enam bulan. Tunisia telah memberlakukan status darurat sejak terjadinya serangan terhadap bus pengawal presiden tahun 2015, yang diklaim oleh kelompok ISIS.

Presiden Kais Saied “memutuskan perpanjangan status darurat di seluruh negara ini selama enam bulan, dari tanggal 26 Desember 2020 hingga 23 Juni 2021,” demikian petikan pernyataan yang dikeluarkan.

AFP melaporkan, sejak akhir tahun 2015 kebijakan ini terus menerus diperpanjang sehingga memberi kekuatan yang sangat luar biasa pada pasukan keamanan negara itu.

Kebijakan itu juga memperbolehkan langkah-langkan untuk “memastikan kendali terhadap pers. Pemogokan dan pertemuan untuk “menimbulkan kekacauan” juga dilarang.

Tunisia mengalami ketidakstabilan politik dan sosial dalam beberapa minggu terakhir ini, seiring berlangsungnya demonstrasi di beberapa daerah.

Peningkatan kegiatan jihadis terjadi di negara itu sejak revolusi tahun 2011, termasuk serangan yang menewaskan puluhan personil keamanan, warga sipil dan wisatawan asing.

Serangan tahun 2015 di ibu kota Tunis menewaskan 12 pengawal presiden dan terjadi setelah dua serangan berdarah lainnya yang diklaim dilakukan oleh ISIS tahun itu, yaitu satu serangan di museum Bardo di ibu kota dan lainnya di kawasan pesisir Sousse.

Pernyataan tertulis Kementerian Dalam Negeri menyatakan seorang laki-laki “dengan tampilan seperti ekstremis” hari Kamis (24/12) berupaya menyerang polisi dengan pisau di Tunis, sambil meneriakkan kata “Allahu Akbar.”

Sementara pada hari Minggu lalu (20/12) potongan tubuh seorang laki-laki berusia 20 tahun ditemukan di kawasan Kasserine dalam apa yang tampaknya sebagai serangan “teroris.”

Kawasan pegunungan di bagian tengah negara itu juga telah menjadi tempat persembunyian kelompok Al Qaeda cabang Tunisia, yang dikenal sebagai Okba Ibn Nafaa.

Selain status darurat, Tunisia juga memberlakukan jam malam untuk mengatasi meluasnya perebakan pandemi virus corona, yang telah menjangkiti lebih dari 126 ribu orang, termasuk lebih dari 4.300 korban meninggal dunia. [em/ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG