Tautan-tautan Akses

Tuberkulosis 'Kebal Obat' Landa 80 Negara


MDR-TB adalah penyakit yang kebal terhadap dua obat yang paling banyak digunakan dalam standar pengobatan TB. Bila penyakit itu menjadi kebal terhadap kedua obat tambahan itu, maka penyakit itu berubah menjadi XDR-TB (foto: dok).
MDR-TB adalah penyakit yang kebal terhadap dua obat yang paling banyak digunakan dalam standar pengobatan TB. Bila penyakit itu menjadi kebal terhadap kedua obat tambahan itu, maka penyakit itu berubah menjadi XDR-TB (foto: dok).

Tuberkulosis (TB) yang sangat kebal obat, atau disebut dengan singkatan XDR-TB, masih dianggap langka, walaupun kasus-kasus ini dilaporkan di hampir 80 negara.

Pejabat-pejabat kesehatan yakin, jumlah kasus XDR-TB tidak dilaporkan karena tidak ada tes khusus untuk itu.

TB bisa disembuhkan, tetapi peluang untuk tidak sembuh kerap kali cukup tinggi. Penyakit itu bisa mematikan dengan cepat, terutama jika seseorang juga tertular HIV, virus penyebab AIDS.

Dr. Ray Chen, dokter staf pada Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular , mengatakan, XDR-TB adalah tingkat berikutnya setelah MDR-TB, atau TB yang kebal beberapa obat, yang jauh lebih umum.

“Masalah ini sudah bertahun-tahun diketahui, terutama akibat orang-orang yang tidak minum obat dengan baik. Kemudian kuman TB perlahan menjadi kebal terhadap obat yang diminum,” ungkapnya.

MDR-TB adalah penyakit yang kebal terhadap dua obat yang paling banyak digunakan dalam standar pengobatan TB. Bila penyakit itu menjadi kebal terhadap kedua obat tambahan itu, maka penyakit itu berubah menjadi XDR-TB.

Tingkat kematian bahkan mencapai 90 persen pada pasien yang juga mengidap HIV.

Pengobatan TB baku bisa memakan waktu hingga enam bulan. Pengobatan MDR-TB bisa berlangsung antara 18 hingga 24 bulan.

Jadi, peneliti tahu bahwa dibutuhkan lebih banyak obat untuk mengatasi berbagai jenis TB. Mereka telah mendengar beberapa penelitian informal yang menggunakan obat linezolid pada pasien TB dengan beberapa keberhasilan, tetapi belum ada penelitian formal.

Untuk mengetahuinya, peneliti menguji linezolid pada 41 pasien yang XDR-TB. Para pasien itu sudah pernah minum obat selama enam bulan dengan obat TB terbaik yang ada, tetapi tidak ada perubahan. Chen mengatakan, linezolid ditambahkan ke terapi pengobatan mereka.

“Kami mendapati, menambahkan linezolid berdampak signifikan dan bahwa sebagian besar pasien menunjukkan, setelah enam bulan, dahak mereka yang semula menunjukkan adanya TB, berubah menjadi bersih dari TB. Sekitar 87 persen pasien menjadi negatif TB dalam enam bulan. Jadi, itu menunjukkan reaksi yang sangat baik,” ujarnya.

Itu kabar baiknya. Kabar buruknya, banyak pasien menderita efek samping yang parah. Ini mencakup masalah saraf dengan tangan dan kaki mati rasa. Ada juga masalah mata dan kelainan sel darah merah dan putih. Penggunaan obat dihentikan sebelum salah seorang pasien mengalami kerusakan permanen.

Akibatnya, menurut Chen, dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna menentukan apakah obat itu bisa aman digunakan dalam skala besar dicampur obat lain. Ia menambahkan, antibiotik baru yang ampuh akan tersedia di pasar dan itu pun akan kebal TB.
XS
SM
MD
LG