Tautan-tautan Akses

Donald Trump: Saya Tak Berkewajiban Bela Obama


Bakal Capres Partai Republik, Donald Trump dalam kampanye di Des Moines, Iowa, Sabtu (19/9).
Bakal Capres Partai Republik, Donald Trump dalam kampanye di Des Moines, Iowa, Sabtu (19/9).

Bakal Capres Partai Republik, Donald Trump menyatakan ia tidak merasa berkewajiban untuk membela Presiden Obama dengan memperbaiki pernyataan seseorang dalam kampanye di New Hampshire Kamis (17/9).

Kandidat capres unggulan Partai Republik Donald Trump menyatakan ia tidak merasa berkewajiban untuk membela Presiden Barack Obama, dengan memperbaiki pernyataan seorang laki-laki dalam kampanyenya di New Hampshire hari Kamis (17/9) tentang latar belakang agama dan kewarganegaraan Obama.

Meskipun demikian banyak pihak menyesalkan sikap Trump, dan tidak sedikit yang membandingkannya dengan reaksi John McCain yang berbeda ketika mengalami kejadian serupa dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2008.

“Apakah saya berkewajiban membela Presiden, setiap kali ada seseorang yang mengatakan sesuatu yang buruk atau kontroversial tentang dia (Obama)?"

Demikian pernyataan Donald Trump dalam kampanye hari Sabtu (19/9) membela sikapnya yang tidak membantah pernyataan seorang pendukungnya dalam kampanye di Rochester – New Hampshire hari Kamis (17/9).

Ketika itu seorang laki-laki menggambarkan Presiden Obama sebagai seorang warga muslim dan bukan orang Amerika.

“Kita menghadapi masalah di negara ini – yaitu soal warga Muslim. Kita tahu Presiden kita seorang Muslim. Dia bahkan bukan orang Amerika. Mereka memiliki kamp-kamp latihan di mana warga Muslim ingin membunuh kita. Itu pertanyaan saya. Kapan kita bisa mengusir mereka”.

Trump tidak memperbaiki pernyataan laki-laki tersebut tentang penggambaran yang salah atas Presiden Obama. Trump juga tidak menjawab pertanyaan yang menggambarkan desakan untuk memberantas orang-orang Muslim Amerika.

Tetapi ia membatalkan kehadirannya dalam satu acara penting Partai Republik di South Carolina hari Jumat (18/9). Tim kampanye Trump berkilah kandidat capres itu harus menyelesaikan transaksi bisnis yang tadinya harus selesai pada hari Kamis dan ternyata ditunda, sehingga ia tidak bisa menghadiri acara yang diselenggarakan oleh The Heritage Foundation.

Semula, Trump dijadwalkan tampil bersama 10 kandidat capres Partai Republik lain dalam acara yang dinilai penting untuk meraih dukungan di negara bagian selatan Amerika.

The Heritage Foundation adalah kelompok konservatif berpengaruh dan forum yang diadakannya diketuai oleh mantan Senator Jim DeMint dari South Carolina dan Gubernur South Carolina Nikki Haley.

Sikap Trump untuk tidak langsung membantah pernyataan pendukungnya itu dikecam keras banyak kalangan, termasuk kandidat capres lainnya – seperti Gubernur Louisiana Bobby Jindal, Gubernur New Jersey Chris Christie dan mantan gubernur Florida Jeb Bush. Sementara kandidat capres lainnya – seperti Senator Ted Cruz dan mantan senator Rick Santorum – menolak berkomentar.

Dalam program televisi NBC hari Jum’at (18/9), Chris Christie mengatakan, “Jika dalam pertemuan di balai kota ada seseorang yang menyampaikan pernyataan seperti itu, saya akan dan mengatakan – Presiden Obama adalah seorang Kristen dan ia dilahirkan di negara ini. Saya kira sebagai pemimpin kita memiliki kewajiban melakukan hal itu”.

Sementara, unggulan kandidat capres Partai Demokrat, Hillary Clinton, lewat Twitter mengatakan, “Donald Trump tidak mengecam pernyataan yang salah tentang presiden Amerika, dan retorika bernada kebencian tentang Muslim adalah hal yang mengganggu dan salah. Hentikan itu!”.

Gedung Putih menggambarkan sikap Trump itu sebagai “bukti strategi sinis” yang didukung banyak tokoh Republik.

Banyak pihak membandingkan senyum sinis Trump ketika mendengar pertanyaan dalam kampanye di New Hamsphire dengan sikap ksatria John McCain sewaktu menghadapi kejadian serupa dalam kampanye di Minnesota tahun 2008. Ketika itu seorang perempuan menyampaikan ketakutannya jika Obama menjadi presiden dan mengaitkannya dengan dugaan bahwa Obama adalah orang Arab.

McCain membantah pernyataan itu dengan mengatakan, “Tidak Bu. Obama adalah tokoh keluarga yang santun, seorang warga Amerika di mana kebetulan saya berbeda pendapat dengannya pada isu-isu mendasar, dan itulah fungsi kampanye. Ia bukan orang Arab”.

Tim kampanye Donald Trump akhir pekan ini menyatakan kepada media bahwa Trump tidak mendengar pernyataan pendukungnya bahwa Obama adalah seorang Muslim dan jawaban Trump justru menanggapi bagian tentang kamp pelatihan ekstrimis.

Ini merupakan kontroversi terbaru bilyuner real-estat itu terkait isu kelompok minoritas. Sebelumnya Trump juga bersuara keras terhadap warga imigran Meksiko yang disebutnya sebagai penjahat, pemerkosa dan pedagang narkoba.

Presiden Barack Obama adalah seorang Kristen yang dilahirkan di Hawaii. Ibunya warga Amerika bernama Stanley Ann Dunham dan ayahnya seorang warga Kenya, Barack Obama Senior. Obama kerap menghadapi skeptimisme banyak orang yang menilainya sebagai Muslim dan dilahirkan di Kenya.

XS
SM
MD
LG