Tautan-tautan Akses

Trump Tidak Percaya 3.000 Orang Tewas karena Badai di Puerto Riko, Netizen Berang


Presiden Amerika Donald Trump mencuit pernyataan yang memantik kontroversi; dia mengklaim jumlah korban tewas karena Badai Maria yang melanda Puerto Riko 2017 lalu, hanya ‘puluhan orang’, padahal berdasarkan data baru pemerintah Puerto Riko, yang tewas mencapai hampir 3.000.

“…Ketika saya meninggalkan pulau itu (Puerto Riko), setelah badai melanda, yang tewas sekitar 6 sampai 18 orang. Setelahnya, jumlah korban tidak naik banyak…,” cuit Trump Kamis (13/09), lewat akun Twitternya @realDonaldTrump.

Lebih jauh lagi, Trump menuliskan ketidaksenangannya karena data korban jiwa disebut mencapai 3.000 orang. “Ini dilakukan orang-orang Demokrat, supaya saya tetap terlihat jelek, padahal sudah sukses mengumpulkan miliaran dolar untuk membangun kembali Puerto Riko.

“Jika ada yang meninggal, misalnya karena sudah tua, mereka tetap masukkan ke daftar korban karena badai. Cara berpolitik yang jelek,” lanjut Trump menggunakan media sosialnya.

Cuitan Trump itu disampaikan menjelang Badai Florence melanda sejumlah negara bagian di Pantai Timur Amerika, mulai pertengahan minggu ini (sekitar 13/09 atau 14/09).

Dia menegaskan bahwa Amerika “siap menghadapi badai besar yang akan datang (Florence)”, mengingat berbagai kinerja pemerintahannya yang diklaim Trump mendapat nilai “A+”, saat menghadapi dan menanggulangi badai di Texas dan Florida.

Dalam cuitannya pada Rabu (12/09) Trump juga menyebut “telah bekerja dengan sangat baik saat menghadapi badai di Puerto Riko, meski kurang diapresiasi. Padahal sumber listrik sangat jelek dan Walikota San Juan (ibu kota Puerto Riko) benar-benar tidak kompeten”.

Seorang laki-laki berupaya membangun kembali rumahnya setelah Badai Maria melanda Puerto Riko.
Seorang laki-laki berupaya membangun kembali rumahnya setelah Badai Maria melanda Puerto Riko.

​Badai Maria menghantam Puerto Riko dan Republik Dominika pada September 2017. Badai ini disebut-sebut sebagai bencana terburuk yang pernah menghantam daerah di Perairan Karibia itu.

Puerto Riko sendiri adalah wilayah persemakmuran Amerika. Trump adalah Presiden Puerto Riko.

Kala itu Presiden Donald Trump dikritik, karena baru berkunjung ke Puerto Riko pada 3 Oktober 2017, sekitar dua minggu setelah Maria melanda. Padahal wilayah itu nyaris lumpuh; listrik padam, air bersih sulit ditemukan dan berbagai bangunan luluh-lantak.

‘Hidup kami berarti’

Cuitan Trump terkait jumlah korban Badai Maria di Puerto Riko itu menyulut reaksi banyak pihak.

Walikota San Juan, Ibukota Puerto Riko, Carmen Yulín Cruz, berang. Dia membalas cuitan Trump dan menyebut presiden Amerika itu “Imajinatif dan paranoid. Trump menganggap semua ini soal dirinya saja. Jelas bukan.”

Cruz menggunakan akun Twitternya, @CarmenYulinCruz, juga menulis bahwa Trump “Bisa saja mencoba membully kami dengan cuitannya, TAPI KAMI TAHU HIDUP KAMI BERARTI… Memalukan!”

Berdasarkan riset yang dilakukan Milken Institute School of Public Health, George Washington University (GWU), yang dirilis Agustus lalu, jumlah kematian karena Badai Maria adalah 2.975 jiwa.

Sebuah keluarga harus seberangi sungai setelah satu jembatan di Puerto Riko putus karena Badai Maria.
Sebuah keluarga harus seberangi sungai setelah satu jembatan di Puerto Riko putus karena Badai Maria.

“Jumlah resmi korban tewas dari pemerintah, yaitu 64 orang, hanya ditujukan pada korban yang tewas karena dampak langsung dari badai, misalnya karena bangunan yang runtuh, banjir dan korban tenggelam,” seperti dikutip dari hasil riset tersebut.

Padahal, menurut riset GWU, ribuan lainnya tewas dalam enam bulan setelah badai melanda, karena buruknya bantuan kesehatan, sulitnya listrik dan minimnya air bersih, yang merupakan dampak dari terjangan badai.

Pemerintah Puerto Riko pun kemudian menggunakan jumlah korban hasil penelitian GWU tersebut sebagai jumlah korban resmi. Jumlah tersebut 46 kali lebih banyak dibandingkan jumlah korban awal yang mereka sebutkan, yaitu 64 orang.

Netizen berang

Dan tidak ayal, cuitan Trump terkait jumlah korban tewas akibat Badai Maria, mendapat banyak komentar, mayoritas bernada negatif.

Baru sekitar tujuh jam, cuitan itu telah mendapat lebih 25.000 komentar, dicuit ulang sebanyak 8.300 kali dan di-like lebih dari 29.000 kali.

Situasi setelah Badai Maria melanda.
Situasi setelah Badai Maria melanda.

Salah satu netizen, @AndyOstroy, merefleksikan pernyataan Trump, terhadap apa yang akan didengar nanti oleh warga North Carolina dan South Carolina, yang akan diterjang Badai Florence.

“Kepada warga North/South Carolina: bersiaplah. Seberapa pun banyak kematian dan kerusakan yang akan kalian hadapi karena #BadaiFlorence, akan dibantah oleh presiden kita, yang malah akan berkata bahwa semua baik-baik saja.”

Sekitar satu juta orang telah dievakuasi di Negara Bagian North Carolina, South Carolina dan Virginia, menyusul Badai Florence yang diprediksi akan mulai menerjang pada Kamis (13/09) atau Jumat (13/09).

Pada Kamis pagi waktu Amerika bagian timur, Florence bergerak dengan kecepatan 177km/jam, kondisi yang “mengancam nyawa”.

Badai ini diprediksi akan mengakibatkan gelombang setinggi 4 meter, hujan lebat dengan ketinggian total hingga 76cm, dan banjir.

Komentar juga datang dari pemilik akun Twitter @MartjeBlom,

“Pak, lembaga-lembaga ANDA sendiri yang menyebut jumlah korban jiwa 3.000. Anda menyakiti mereka yang Anda tinggalkan. Presiden seperti apa yang berargumen soal jumlah korban seperti ini?”

Sementara netizen Judy, dengan akun Twitter-nya, @eabl81, menulis seakan mengingatkan Trump, bahwa jumlah korban jiwa adalah hasil riset universitas, “bukan orang Partai Demokrat”.

“Jumlah ribuan ini mewakili mereka yang tewas, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan karena kurangnya bahan makanan, air bersih, obat-obatan dan listrik. Memalukan!”

Presiden Donald Trump menemui sejumlah warga Puerto Riko korban badai, (03/10/17).
Presiden Donald Trump menemui sejumlah warga Puerto Riko korban badai, (03/10/17).

Meskipun begitu, pada 28 Agustus lalu, setelah pemerintah Puerto Riko secara resmi menaikkan jumlah korban jiwa dari 64 menjadi 2.975 orang, Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengungkapkan bahwa “pemerintah federal akan terus mendukung pemerintah dan masyarakat Puerto Riko, termasuk mereka yang berduka karena kehilangan orang yang dicintai,” kata Sanders.

Sanders pun menekankan pemerintahan Trump juga akan terus mendukung upaya untuk memastikan “akuntabilitas” dan “transparansi” terkait jumlah korban Badai Maria. (rh)

XS
SM
MD
LG