Tautan-tautan Akses

Trump akan Perketat Kebijakan soal Kuba


Hubungan bilateral AS-Kuba yang terus membaik semasa pemerintahan Obama, kemungkinan akan kembali merenggang dalam masa Presiden Donald Trump (foto: ilustrasi).
Hubungan bilateral AS-Kuba yang terus membaik semasa pemerintahan Obama, kemungkinan akan kembali merenggang dalam masa Presiden Donald Trump (foto: ilustrasi).

Dalam kampanye pemilihan presiden, Donald Trump berjanji meralat bagian-bagian dari kesepakatan bersejarah antara Amerika dan Kuba untuk mencairkan hubungan yang telah dibekukan selama lebih dari 50 tahun. Ia mengatakan, perjanjian yang dicapai Presiden Barack Obama dan Raul Castro tahun 2014 berat sebelah dan menguntungkan pemerintah komunis Kuba.

Setelah menduduki jabatan di Gedung Putih, Trump diduga akan mengajukan serangkaian tuntutan yang harus dipenuhi Kuba, kemungkinan besar dalam kunjungan ke Miami yang direncanakan hari Jumat (16/6).

Menteri Luar Negeri Rex Tillerson hari Selasa mengatakan bahwa pemerintahan Trump berencana menerapkan kembali tekanan terhadap rezim komunis Kuba dengan mengetatkan aturan perdagangan dan perjalanan tertentu yang dilonggarkan oleh pemerintahan Obama.

Berbicara dalam sidang dengar pendapat Senat mengenai anggaran Kementerian Luar Negeri, Tillerson mengatakan “pendekatannya secara umum adalah membiarkan kegiatan perdagangan dan dialog berlanjut sebanyak mungkin.”

Tillerson mengemukakan keuntungan yang dinikmati 11 juta warga Kuba, sebagian dengan memanfaatkan investasi bisnis Amerika dan berlipat tiganya kunjungan wisatawan Amerika ke negara pulau itu tahun lalu. Peningkatan itu terjadi setelah tahun 2015 Amerika mencoret Kuba dari daftar negara sponsor terorisme, membuka kembali kedutaan besar di Havana, dan melonggarkan restriksi perdagangan dan perjalanan.

Namun Tillerson menegaskan, “Amerika tidak banyak melihat perubahan perilaku rezim Kuba dalam memperlakukan rakyatnya, dan sekarang tidak ada insentif bagi rezim KUba untuk melakukan perubahan."

Perubahan yang mungkin dilakukan Amerika mencakup melarang perusahaan Amerika melakukan bisnis dengan perusahaan Kuba yang terkait dengan militer negara itu – yang mengendalikan sebagian besar perekonomian yang diselenggarakan dengan gaya komunis – dan memberlakukan pembatasan perjalanan warga Amerika ke Kuba, menurut sumber-sumber yang mengetahui penelaahan yang dilakukan kementerian luar negeri.

Pemerintah Amerika mungkin juga menuntut agar rezim Kuba menyediakan akses internet lebih luas untuk warganya dan membebaskan para tahanan politik, menurut laporan kantor berita AP.

Obama melonggarkan embargo ekonomi terhadap Kuba menggunakan perintah eksekutif, yang dapat diubah dengan mudah oleh presiden Donald Trump. Hanya Kongres yang dapat secara resmi mencabut embargo yang diberlakukan tahun 1962.

Jajak pendapat baru yang dilakukan Engage Cuba, sebuah koalisi non-partai yang mengupayakan hubungan perdagangan dan diplomatik lebih luas dengan Kuba, menunjukkan bahwa hampir 64 persen dari Partai Republik ingin agar pendekatan ke Kuba dilanjutkan. Sebelumnya bulan ini, Engage Cuba merilis kajian yang memperkirakan bahwa mengetatkan kembali aturan perdagangan dan perjalanan akan merugikan Amerika sebesar lebih dari 6 miliar dolar dan akan membuat hilangnya 12 ribu lapangan kerja selama masa jabatan pertama presiden Trump. [ds]

XS
SM
MD
LG