Tautan-tautan Akses

Trump Pecat Penjabat Jaksa Agung yang Tolak Bela Larangan Imigrasi


Penjabat Jaksa Agung AS Sally Yates. (Foto: Dok)
Penjabat Jaksa Agung AS Sally Yates. (Foto: Dok)

Sally Yates mengatakan ia tidak yakin inpres Trump legal. Penggantinya, Dana Boente, mengatakan sebaliknya.

Beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump memecat penjabat Jaksa Agung Sally Yates karena menolak mendukung instruksinya yang membatasi imigrasi, pengganti Yates memerintahkan para staf Departemen Kehakiman untuk "membela instruksi presiden kita."

Trump mengangkat Dana Boente sebagai penjabat Jaksa Agung sampai Senat mengukuhkan pilihannya. Komite Yudisial Senat diperkirakan akan melakukan pemungutan suara hari Selasa (31/1) untuk nominasi Senator Jeff Sessions, dan persetujuan dari Senat secara penuh akan diberikan akhir minggu ini.

Drama yang bergulir hari Senin dimulai ketika Yates, yang ditunjuk oleh mantan presiden Barack Obama, mengeluarkan panduan tertulis kepada para pegawai Departemen Kehakiman bahwa ia tidak yakin pembelaan inpres Trump adalah sah secara hukum.

"Tanggung jawab saya adalah untuk memastikan posisi Departemen Kehakiman tidak hanya dapat dibela secara hukum, tapi juga didasarkan pada pandangan terbaik kita mengenai hukum setelah mempertimbangkan semua fakta," ujar Yates.

"Selain itu, saya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa posisi-posisi yang kita ambil di pengadilan tetap konsisten dengan kewajiban lembaga ini untuk selalu mencari keadilan dan memihak yang benar."

Gedung Putih mengkritik tajam Yates dalam pengumuman pemecatannya, mengatakan bahwa ia "mengkhianati Departemen Kehakiman dengan menolak menegakkan instruksi legal yang dibuat untuk melindungi warga negara Amerika Serikat."

Pernyataan dari kantor sekretaris pers Gedung Putih mengatakan instruksi Trump disetujui secara sah oleh Kantor Penasihat Legal Departemen Kehakiman.

Yates, dalam arahannya, mengatakan jenis kajian itu tidak mempertimbangkan pernyataan-pernyataan para pejabat pemerintahan yang mungkin relevan dengan tujuan inpres, atau apakah kebijakan itu "bijaksana atau adil."

Trump hari Jumat menandatangani keputusan melarang 90 hari perjalanan ke Amerika oleh warga Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia atau Yaman, dan menangguhkan program bagi pengungsi selama 120 hari. Warga Suriah dilarang masuk tanpa batas waktu. [hd]

XS
SM
MD
LG