Tautan-tautan Akses

Trump Mengaku Bersikap Sarkastis soal Desak Rusia Retas Komputer Clinton


Donald Trump mengatakan ia bersikap ‘sarkastis’ sewaktu mendorong Rusia agar meretas server email Hillary Clinton (foto: dok).
Donald Trump mengatakan ia bersikap ‘sarkastis’ sewaktu mendorong Rusia agar meretas server email Hillary Clinton (foto: dok).

Donald Trump dicela karena mendesak Rusia untuk melakukan apa yang ia sebut "spionase dunia maya terhadap Clinton".

Calon presiden Amerika dari Partai Republik Donald Trump mengatakan ia bersikap ‘sarkastis’ sewaktu mendorong Rusia agar meretas server email pesaingnya dari partai Demokrat Hillary Clinton, untuk mencari email-email yang telah dihapus selama Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri.

Tim kampanye Clinton dan pakar keamanan nasional mencela Trump karena hari Rabu (27/7) mendesak Moskow untuk melakukan apa yang ia sebut spionase dunia maya terhadap Clinton, di tengah-tengah kampanye pemilihan calon presiden yang sengit.

Mantan Menteri Pertahanan dan Direktur CIA Leon Panetta berkata di Konvensi Nasional partai Demokrat, bahwa sukar dipercaya seorang calon presiden akan bertindak tak bertanggungjawab seperti itu.

Tetapi ketika ditanya mengenai pernyataannya dalam segmen “Fox & Friends” di acara Fox News hari Kamis (28/7), Trump mengatakan bahwa tentu saja ia bersikap sarkastis ketika mengatakan itu.

Kasus ini berasal dari dihapusnya 33 ribu email Clinton di server email pribadi yang ia gunakan sewaktu menjadi menteri luar negeri dari tahun 2009 hingga 2013. Clinton mengatakan ia menghapus email-email itu karena sifatnya yang pribadi, tidak terkait urusan dinas, meskipun ia menyerahkan kepada para penyelidik pemerintah 30 ribu email lain yang terkait pekerjaannya di Departemen Luar Negeri.

Biro Penyelidik Federal Amerika FBI baru-baru ini menyimpulkan bahwa Clinton luar biasa ceroboh dalam menangani informasi rahasia yang dimuat dalam email-email itu, tetapi menyatakan tidak ada tuduhan kriminal

yang akan diajukan terhadapnya. Partai Republik menyatakan mungkin saja Rusia atau pemerintah negara asing lainnya meretas server emailnya yang tidak aman dan telah menyalin email-email yang telah dihapus.

Trump mengatakan kepada Fox bahwa para penyelidik bahkan tidak tahu apakah pelakunya Rusia, Tiongkok atau yang lainnya.

Calon presiden dari partai Republik tersebut tidak menunjukkan sarkasmenya itu hari Rabu, sewaktu mengatakan kepada wartawan bahwa ia berharap Rusia dapat menemukan 30 ribu email yang hilang.

Ia mengatakan Moskow “kemungkinan” telah memiliki email-email yang dianggap bersifat pribadi oleh Clinton dan telah dihapus setelah menjadi diplomat tertinggi Amerika. [uh]

XS
SM
MD
LG