Tautan-tautan Akses

Trump Marahi Jenderal AS Soal Afghanistan


Presiden AS, Donald Trump dalam rapat Kabinet di Gedung Putih, Washington, D.C., 2 Januari 2018.
Presiden AS, Donald Trump dalam rapat Kabinet di Gedung Putih, Washington, D.C., 2 Januari 2018.

Presiden Amerika Donald Trump telah mengritik jenderal-jenderal Amerika karena tidak mengalahkan pemberontak Taliban di Afghanistan setelah 19 tahun terlibat perang di sana.

Berbicara kepada para wartawan pada rapat kabinet, Rabu (2/1), Trump menyatakan para jenderal itu diberi “semua uang yang mereka minta” dan “tidak melaksanakan tugas secara luar biasa di Afghanistan.” Presiden mempertanyakan justifikasi untuk pengeluaran di negara yang ribuan kilometer jaraknya dari Amerika Serikat.

Berbagai laporan baru-baru ini bahwa Amerika Serikat berencana akan mengurangi jumlah tentara di Afghanistan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa rencana penarikan mundur Amerika akan melemahkan pihak Kabul dalam perundingan perdamaian. Ketika ditanya mengenai Afghanistan pada hari Rabu, Trump mempertanyakan keterlibatan Amerika dalam konflik itu.

"Mengapa Rusia tidak ada di sana? Mengapa India tidak ada di sana? Mengapa Pakistan tidak ada di sana? Mengapa kita di sana? Kita ini terpisah jarak 6.000 mil,” kata Trump.

Trump mengatakan perang sembilan tahun yang dilancarkan Uni Soviet di Afghanistan pada tahun 1980-an dapat dibenarkan karena teroris dari negara itu memasuki wilayah Soviet dan menimbulkan kerusuhan. Tetapi ia mengatakan, perang itu telah membuat bangkrut Uni Soviet dan menyebabkan keruntuhan negara itu. Ia mempertanyakan tujuan pengeluaran Amerika lebih lanjut untuk Afghanistan.

"Mantan Menteri Pertahanan Jenderal Mattis berterima kasih banyak kepada saya karena memberinya 700 miliar dolar. Ia terkejut. Jenderal Mattis bahkan berterima kasih lebih banyak lagi tahun berikutnya sewaktu saya memberinya 716 miliar dolar. Ia tak mempercayainya. Tetapi apa yang telah ia lakukan untuk saya? Bagaimana pekerjaannya di Afghanistan? Kurang bagus,” lanjutnya.

Trump juga mengritik beberapa strategi militer Amerika di Afghanistan. "Ada daerah yang saya kemukakan kepada jenderal-jenderal kita empat atau lima pekan silam di mana Taliban berada di sana, ISIS di sana, dan mereka saling berperang. Saya katakan, ‘Mengapa Anda tidak biarkan mereka berperang? Mengapa kita terlibat di tengah-tengahnya?’ Saya katakan, ‘Biarkan mereka bertarung. Mereka adalah musuh-musuh kita, biarkan mereka berperang.’ 'Sir, kami hendak melakukannya.’ Dan mereka masuk ke sana dan malah bertempur melawan kedua pihak. Ini hal paling gila yang pernah saya lihat,” komentarnya.

Trump Marahi Jenderal AS Soal Afghanistan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:12 0:00

Trump mengatakan rencana-rencana militer Amerika seharusnya tidak diungkapkan kepada umum dan tersedia bagi musuh.

Para pejabat Amerika bertemu dengan wakil-wakil Taliban bulan lalu di Uni Emirat Arab dalam upaya mengatur pembicaraan perdamaian antara pihak-pihak yang berperang. Seorang juru bicara bagi pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan mengatakan ada peluang baik untuk mengakhiri pertempuran puluhan tahun di Afghanistan pada tahun ini.

"2019 membawa peluang istimewa dan unik di Afghanistan. Saya pikir kita telah melihat kemajuan dalam pembicaraan perdamaian, dan Afghanistan serta Taliban memiliki peluang yang benar-benar serius di hadapan mereka, peluang untuk perdamaian,” kata Kolonel David Butler, juru bicara bagi pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan.

Suatu perjanjian perdamaian praktis akan mengakhiri 40 tahun perang di Afghanistan. [uh]

XS
SM
MD
LG