Tautan-tautan Akses

Trump Klaim Pernyataan Presiden Ukraina Membebaskannya dari Kesalahan


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Paris, 17 Juni 2019 (kiri) dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Washington, D.C., 20 September 2019. (Foto: dok)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Paris, 17 Juni 2019 (kiri) dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Washington, D.C., 20 September 2019. (Foto: dok)

Presiden Amerika Donald Trump bertahan pada pendiriannya bahwa tidak ada yang merugikan dalam pembicaraannya lewat telepon dengan presiden Ukraina yang telah memicu penyelidikan untuk pemakzulan terhadap dirinya.

Setelah Presiden Volodymyr Zelenskiy menyatakan bahwa “tidak ada unsur pemerasan” dalam pembicaraan telepon tanggal 25 Juli dengan Presiden Trump, pemimpin Amerika itu mengatakan kepada para wartawan – dalam kata-katanya – “Kami telah merilis percakapan yang sempurna. Presiden Ukraina baru saja mengukuhkan hal itu dan dengan demikian kasus itu harus dianggap selesai.”

Namun, kasus itu jauh dari selesai di DPR, yang dikendalikan oleh oposisi, Partai Demokrat, di mana penyelidikan pemakzulan semakin gencar.

Komite-komite di DPR pada hari Kamis (11/10) mengeluarkan surat panggilan untuk Menteri Energi Rick Perry, serta dua rekan pengacara pribadi presiden, mantan Walikota New York Rudy Giuliani.

“Saya tidak mengerti mengapa mereka memanggil Rick Perry. Saya tidak tahu mengapa mereka memanggil semua orang ini. Ini adalah situasi yang sangat buruk bagi negara kita,” kata Trump kepada para wartawan di Halaman Selatan, Gedung Putih sebelum menaiki helikopter Marine One.

Fraksi Demokrat di DPR mengatakan Rick Perry kemungkinan telah “mempertegas pesan” yang disampaikan oleh Trump kepada Zelenskiy. Perry mengatakan satu-satunya isu yang diinginkannya adalah memastikan Trump berbicara dengan Ukraina tentang masalah energi.

Menurut pengaduan dari seorang pelapor rahasia, dan transkrip pembicaraan telepon yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Trump mendesak Zelenskiy agar membuka penyelidikan terhadap mantan Wakil Presiden Joe Biden, yang kemungkinan akan menjadi penantang utama bagi Trump dalam pemilihan presiden tahun depan.

Gedung Putih menolak untuk berpartisipasi dalam penyelidikan impeachment atau pemakzulan, dan menyebutnya “tidak konstitusional.”

Tiga komite utama DPR yang melakukan penyelidikan pemakzulan telah merilis satu set pesan teks atau SMS yang diperoleh dari mantan duta besar Amerika untuk Ukraina Kurt Volker, termasuk satu SMS yang dikirimkan oleh Volker kepada pembantu Zelenskiy, Andrey Yermak. SMS itu berbunyi, “Kami akan menetapkan tanggal kunjungan ke Washington” jika Zelenskiy bisa “meyakinkan Trump bahwa dia akan menyelidikinya.”

Zelenskiy terpilih pada bulan April dengan janji kampanye untuk memberantas korupsi.

Presiden Trump telah menuduh Biden melakukan korupsi, dengan menyatakan bahwa ketika ia menjadi wakil presiden, ia mengancam akan menahan jaminan pinjaman ke Ukraina kecuali jika pemerintah Ukraina menghentikan penyelidikan terhadap sebuah perusahaan gas tempat putra Biden, Hunter, menjabat.

Tidak ada bukti kesalahan yang dilakukan oleh Joe Biden maupun anaknya, Hunter Biden.

Departemen Luar Negeri telah melarang Gordon Sondland, Duta Besar Amerika untuk Uni Eropa dan donor Trump agar tidak memberikan kesaksian sukarela di depan Kongres. Komite-komite di Kongres Amerika itu juga telah menjadwalkan pertemuan dengan mantan Duta Besar Amerika untuk Ukraina Marie Yovanovitch pada hari Jumat ini waktu Amerika. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG