Tautan-tautan Akses

Trump Kembali Target Badan Intelijen Amerika


Presiden Donald Trump melambaikan tangan saat menaiki pesawat kepresidengan Air Force One untuk perjalanan dinas ke Virginia Barat, di Pangkalan Udara Andrews, Maryland, 3 Juli 2018.
Presiden Donald Trump melambaikan tangan saat menaiki pesawat kepresidengan Air Force One untuk perjalanan dinas ke Virginia Barat, di Pangkalan Udara Andrews, Maryland, 3 Juli 2018.

Hubungan Presiden Donald Trump dan badan-badan intelijen Amerika yang kerap tegang, memuncak pada Selasa (3/7/2018), ketika ia mempertanyakan apakah Badan Keamanan Nasional NSA berupaya menjadikannya sebagai sasaran “mencari-cari kesalahan.”

Presiden mengecam NSA, yang mengawasi banyak pengintaian elektronik pemerintah Amerika, lewat Twitter dengan menyebut badan itu “aib.”

“Wow! NSA telah menghapus 685 juta panggilan telpon dan pesan teks,” cuit Trump. “Pelanggaran privasi? Mereka menyalahkan ketidakberesan teknis.” Ditambahkannya, “mencari-cari kesalahan berlanjut!”

Cuitan Selasa itu merujuk pada langkah yang diumumkan NSA pada Kamis (28/6/2018), ketika badan itu mengatakan telah menghapus semua yang disebut sebagai rincian catatan panggilan - nomor telepon, tanggal, dan kapan hubungan telepon itu dilakukan - yang telah dilakukan sejak tahun 2015.

Juru bicara NSA Chris Augustine mengatakan kepada VOA, badan itu memilih untuk menghapus sedikitnya 685 juta “catatan rincian telpon” –yang digunakan untuk menyasar sasaran yang sah – karena kesalahan membuat NSA menerima tanpa otorisasi sejumlah nomor orang yang belum pernah dihubungi.

Augustine menambahkan NSA tidak pernah menerima konten telpon, nama, alamat atau informasi keuangan pelanggan mana pun, atau informasi lokasi atau sistem informasi keberadaannya atau GPS.”

Baik NSA maupun Kantor Direktur Intelijen Nasional yang mengawasi NSA dan badan-badan intelijen utama, menolak berkomentar tentang cuitan Presiden Trump, dan merujuk semua pertanyaan ke Gedung Putih.[em/al]

XS
SM
MD
LG