Tautan-tautan Akses

Trump Berselisih dengan FBI, Depkeh AS soal Memo Rusia


Presiden AS Donald Trump (kiri) duduk bersama Direktur FBI Christopher Wray pada acara wisuda Akademi Nasional FBI di Quantico, Virginia. (foto: dok).
Presiden AS Donald Trump (kiri) duduk bersama Direktur FBI Christopher Wray pada acara wisuda Akademi Nasional FBI di Quantico, Virginia. (foto: dok).

Presiden Amerika Donald Trump berbeda pendapat baik dengan FBI maupun Departemen Kehakiman tentang apakah akan mengumumkan atau tidak sebuah memo rahasia yang menuduh pejabat-pejabat tinggi FBI bersikap bias terhadap presiden.

“Memo Nunes” – nama anggota Kongres dari faksi Republik yang merancang memo itu beberapa pekan ini – diduga berisi rincian tentang upaya Departemen Kehakiman menjelang pemilu presiden 2016 yang meminta kewenangan dari Federal Intelligence Surveillance Court untuk memonitor kontak-kontak yang mungkin dilakukan oleh tim penasehat kampanye Trump dengan operasi Rusia.

Trump mengatakan ia menyetujui dirilisnya memo itu. Gedung Putih diperkirakan akan merilis memo itu hari Kamis (1/2) ini.

Namun, dalam kebuntuan politik yang sangat tidak biasa dengan seorang presiden Amerika, FBI – yang kini dipimpin oleh orang yang ditunjuk Trump – Christopher Wray, mengatakan bahwa biro itu memiliki “keprihatinan serius” tentang keakuratan memo tersebut. Wray dan Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein, dalam sebuah pertemuan dengan Kepala Staf Gedung Putih John Kelly awal pekan ini, dilaporkan meminta Gedung Putih untuk tidak merilis memo rahasia itu.

Meskipun demikian, seorang petinggi faksi Demokrat di panel Intelijen DPR – anggota Kongres Adam Schiff dari negara bagian California – Rabu malam (31/1) mengatakan anggota-anggota faksi Republik di komite itu mengubah memo rahasia itu sebelum mengirimnya ke Gedung Putih, alih-alih mengirim versi memo yang telah ditunjukkan kepada para anggota Kongres dan disetujui untuk dirilis kepada publik dalam pemungutan suara partai.

Schiff mengatakan dalam sebuah surat kepada Ketua Komite Devin Nunes – seorang anggota faksi Republik dan pendukung Trump – bahwa faksi Demokrat telah mengetahui bahwa memo itu telah mengalami “perubahan isi ” yang belum dapat disetujui atau dikaji oleh anggota-anggota komite itu. Ia menyebut situasi itu “sangat meresahkan.”

“Meskipun perubahan yang dilakukan oleh kelompok Republik itu tidak memperbaiki distorsi dan ketidakakuratan yang besar dalam dokumen Anda, namun tetap substantif,” ujar Schiff.

Juru bicara Nunes menanggapi hal itu dengan sebuah pernyataan yang menyatakan versi yang dikirim ke Gedung Putih hanya “sedikit diperbaiki” dan bahwa faksi Demokrat berupaya mengalihkan perhatian dari “pelanggaran yang dirinci dalam memo itu.”

Memo itu menjadi fokus perselisihan dalam dunia politik di Washington DC yang terpecah, dimana sejumlah anggota faksi Republik semakin menyuarakan keluhan terhadap penyelidikan yang dilakukan penyidik khusus Robert Mueller yang sudah berlangsung beberapa bulan dan mengklaim bahwa beberapa pejabat Departemen Kehakiman telah berupaya mernggerogoti kepresidenan Trump.

Trump telah berulangkali mengatakan “tidak ada kolusi” antara tim kampanyenya dengan Rusia. Trump minggu lalu juga mengatakan “tidak ada upaya menghalangi” jalannya penyelidikan tentang keterlibatan Rusia ini. [em/ii]

XS
SM
MD
LG