Tautan-tautan Akses

Trump Bandingkan Penyelidikan atas Dirinya dengan ‘Stalinisme Rusia’


Mantan presiden AS, Donald Trump, mengumumkan pencalonannya untuk pilpres AS 2024 dalam kampanye pertamanya yang digelar di Kota Waco, Texas, Sabtu, 25 Maret 2023. (Foto: Leah Millis/Reuters)
Mantan presiden AS, Donald Trump, mengumumkan pencalonannya untuk pilpres AS 2024 dalam kampanye pertamanya yang digelar di Kota Waco, Texas, Sabtu, 25 Maret 2023. (Foto: Leah Millis/Reuters)

Donald Trump menggelar kampanye pertamanya untuk pemilihan presiden di Kota Waco, Texas dan memanfaatkan ajang itu untuk mengecam penyelidikan atas dirinya oleh jaksa Amerika Serikat (AS).

Dalam kampanyenya, Trump melontarkan kata-kata kelam dan konspirasi untuk memanas-manasi para pendukungnya menjelang pemilihan bakal calon (balon) presiden dari Partai Republik yang akan digelar tahun depan.

Trump mengatakan kepada para pendukungnya yang berkumpul di Bandara Waco, Sabtu (25/3), bahwa sejumlah investigasi atas dirinya adalah “sesuatu dari pertunjukan horor Stalinisme Rusia.”

“Sejak awal ini (investigasi) adalah perburuan penyihir dan penyelidikan palsu demi satu," katanya.

Ancaman hukum yang membayangi mantan presiden itu, ada di benak sebagian para pendukung yang hadir dalam kampanye. Kebanyakan dari mereka mengacungkan poster-poster bertuliskan “Witch Hunt” atau perburuan penyihir, istilah yang merujuk pada tindakan persekusi.

Para jaksa penuntut di Manhattan sedang menyelidiki Trump untuk dugaan pelanggaran pembiayaan kampanye. Kasus itu bermula dari dugaan pembayaran suap kepada aktris film dewasa pada Pemilihan Presiden 2016. Jaksa khusus yang ditunjuk oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki dugaan bahwa Trump menyembunyikan dokumen-dokumen sangat rahasia dan mendalangi upaya membatalkan hasil Pilpres 2020.

Trump menggelar kampanye di Kota Waco bersamaan dengan peringatan 30 tahun penggerebekan sekte agama Ranting Daud (Branch Davidians) oleh agen-agen federal. Penggerebekan di kota itu menewaskan 86 orang, termasuk empat petugas penegak hukum. Banyak ekstremis sayap-kanan memandang penggerebekan itu sebagai momen penting kekuasaan pemerintah yang melewati batas. Para kritikus memandang waktu penyelenggaraan kampanye sebagai dukungan kepada pendukung Trump dari ekstrem kanan.

Mantan presiden itu berupaya memanfaatkan kasus suap di New York untuk menggalang pendanaan dan menggunakan dana itu untuk menggalang para pendukung. Pada Jumat (24/3), Trump melontarkan peringatan menyeramkan bahwa AS menghadapi potensi “kematian dan kehancuran” jika dia dituduh melakukan kejahatan.

Retorika Trump yang makin meningkat membuat sebagian politisi politisi Partai Republik jengah.

"Trump berjalan di atas kawat tinggi tanpa jaring. Dia menyampaikan pesan bahwa dia tidak punya beban dan bersedia menanggung risiko hasil berbahaya untuk menggalang dukungan,” kata Ron Bonjean, pakar strategi Partai Republik di Washington. [ft/ah]

Forum

XS
SM
MD
LG