Tautan-tautan Akses

Trump Ancam Pangkas Dana AS untuk WHO


Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, Washington, D.C. (Foto: dok).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, Washington, D.C. (Foto: dok).

Amerika Serikat “akan menahan dengan sangat kuat” dana yang diberikannya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Presiden Donald Trump hari Selasa (7/4), menyebut entitas kemanusiaan PBB itu gagal dalam menghadapi serangan gencar pandemi COVID-19.

“Mereka keliru. Mereka tidak menanggapinya,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, secara tidak langsung menyatakan WHO mungkin melakukan demikian karena bersikap segan terhadap China, di mana virus corona pertama kali dilaporkan.

Trump mengatakan WHO tampak terlalu fokus pada China. “Kita harus menyelidiki itu,” lanjutnya.

AS adalah kontributor terbesar WHO.

Ketika ditanya seorang reporter apakah bijak mengurangi dana bagi organisasi itu di tengah-tengah pandemi ini, presiden membantah ia mengatakan akan melakukan itu, dan mengubah pernyataannya menjadi “Kami akan meninjaunya.”

WHO tidak langsung mengomentari pernyataan Trump.

Beberapa jam sebelumnya, juru bicara PBB Stephane Dujarric menolak kritik umum terhadap WHO, dengan mengatakan organisasi tersebut telah melakukan pekerjaan luar biasa mengenai COVID, termasuk menyediakan pedoman global, membantu pemerintah dalam melakukan pelatihan dan mengirim jutaan unit peralatan utnuk membantu negara-negara menanggapi wabah.

Sementara itu Presiden Trump mengingkari laporan mengenai peringatan dini di kalangan internal pemerintahannya bahwa virus corona dapat merugikan ekonomi AS hingga triliunan dolar dan mematikan dalam jumlah besar.

Penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, mengeluarkan peringatan awal pada 29 Januari, sewaktu telah ada kasus COVID-19 terkonfirmasi di lebih dari 12 negara, dengan mengirim memo ke Dewan Keamanan Nasional (NSC).

“Saya tidak melihatnya,” kata Trump mengenai memo Navarro, seraya menyebutnya sebagai “rekomendasi. Itu perasaan yang dia miliki.”

Peringatan tertulis Navarro berikutnya kepada NSC pada 23 Februari menyebutkan “pandemi COVID-19 yang berkembang sepenuhnya” dapat menjangkiti hingga 100 juta warga Amerika dan mematikan antara 1 juta dan 2 juta orang, sebut berbagai sumber di Gedung Putih.

“Saya penggembira bagi negara ini. Saya tidak ingin menciptakan kekacauan dan kejutan,” kata Trump, mengindikasikan bahwa seandainyapun ia tahu prediksi mengerikan tersebut ketika itu, ia tidak akan mengungkapkannya kepada umum. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG