Tautan-tautan Akses

Toko Hewan Peliharaan Bertahan di Tengah Perang Yaman


Dokter hewan Murad Jamal (kanan) sedang merawat seekor anjing di kliniknya di Sanaa, Yaman, 20 Januari 2019.
Dokter hewan Murad Jamal (kanan) sedang merawat seekor anjing di kliniknya di Sanaa, Yaman, 20 Januari 2019.

Di tengah perang yang melanda Yaman hampir empat tahun, Mourad Jamal berjuang mempertahankan toko hewan peliharaan miliknya di Ibu Kota Sanaa.

Kucing berbulu putih tebal dan burung-burung tampak di kandang-kandang yang berjajar di sepanjang dinding. Seekor ikan mas koki berenang sendiri di akuarium kecil dan burung nuri abu-abu sedang bertengger. Ikat leher dan tali pengikat hewan tergantung di dinding dan bungkusan-bungkusan biskuit untuk anjing bertumpuk di meja kasir.

“Situasi di negara ini memburuk, kondisi keuangan juga suram. Seorang warga Yaman nyaris tak bisa bertahan,” kata Jamal, pemilik toko hewan peliharaan Aalam Aleef. Perang di Yaman tidak saja merusak perekonomian negara itu, tapi juga membawa jutaan penduduk dalam ancaman kelaparan.

Punya hewan peliharaan dalam situasi seperti ini dianggap sebuah kemewahan, kata pria itu menambahkan. Dia sudah menjalankan bisnis hewan peliharaan selama tujuh tahun dan memiliki toko sendiri selama dua tahun.

Perang Yaman sudah bertahun-tahun menemui jalan buntu. Koalisi negara-negara Arab Muslim Sunni pimpinan Arab Saudi dan para sekutu Yaman belum berhasil mengusir kelompok Houthi dukungan Iran dan berkuasa di Sanaa serta di sebagian besar pusat-pusat perkotaan.

Sanaa sendiri menjadi sasaran serangan udara dari koalisi yang mengintervensi perang di Yaman pada 2015 untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang terusir.

Jumlah konsumen yang membeli berbagai macam makanan hewan turun ketika banyak kedutaan besar asing tutup akibat perang dan para orang asing melarikan diri dengan membawa hewan peliharaan mereka, kata Jamal.

Di sebuah negara di mana warganya pernah membeli banyak hewan peliharaan, harga sahabat manusia itu bisa turun hingga setengahnya, meski inflasi meroket.

Jamal, seorang dokter hewan, mengatakan bisnisnya bertahan karena memberi layanan kesehatan untuk hewan. Tapi bisnisnya menghadapi masalah besar saatberusaha melakukan prosedur rutin.

Vaksin-vaksin, yang seharusnya disimpan di tempat sejuk, bisa diterima dalam keadaan rusak saat dikirim, katanya.

Pemilik anjing, Amro Al-Awadi, mengatakan dia sudah tidak mampu membeli makanan khusus untuk anjing peliharaannya dan sekarang memberi makan hewan peliharaannya dengan sisa-sisa makanan restoran.

“Saya masih memelihara hewan peliharaan saya karena saya menyayangi hewan-hewan saat orang-orang menelantarkan mereka,” kata Al-Awadi. [ft]

XS
SM
MD
LG