Tautan-tautan Akses

Tim SAR Bekerja Keras di Libya Timur yang Dilanda Banjir


Tim SAR melakukan pencarian korban di Derna, Libya, 13 September 2023. (AP/Yousef Murad)
Tim SAR melakukan pencarian korban di Derna, Libya, 13 September 2023. (AP/Yousef Murad)

Tim SAR bekerja keras pada hari Kamis (13/9) di Libya timur, tempat banjir besar menyebabkan ribuan orang tewas dan ribuan lainnya hilang. Jumlah pasti korban masih belum jelas menyusul banjir yang melanda hari Minggu (10/9).

Kantor berita Associated Press mengutip Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljaleel, yang mengatakan 3.000 jenazah telah dikuburkan dan 2.000 lainnya masih diurus.

Abdel-Raham al-Ghaithi, wali kota kota Derna, mengatakan kepada televisi al-Arabia bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 20.000 orang.

Derna adalah daerah yang paling parah terimbas banjir, dengan hujan deras dan jebolnya bendungan yang menghancurkan bangunan, mengubur daerah tersebut dalam lumpur dan menghanyutkan orang ke laut.

Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia Petteri Taalas mengatakan kepada wartawan hari Kamis di Jenewa bahwa "sebagian besar korban jiwa" bisa dihindari jika Libya memiliki dinas cuaca yang berfungsi. “Jika mereka memiliki dinas meteorologi yang beroperasi secara normal, mereka bisa saja mengeluarkan peringatan,” katanya.

Upaya bantuan internasional mencakup sejumlah tim dari Mesir, Aljazair, Tunisia, Turki, Qatar dan Uni Emirat Arab.

Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan pada hari Rabu bahwa banjir menyebabkan sedikitnya 30.000 orang di Derna mengungsi serta ribuan lainnya di daerah lain.

Atiyah Alhasadi, seorang guru berusia 30 tahun di Derna, mengatakan kepada Heather Murdock dari VOA bahwa dia sedang berada di rumahnya di pusat kota ketika dia mendengar apa yang terdengar seperti “drum 20 juta meledak,” dan air pun mengalir hingga mencapai ketinggian 50 meter.

Alhasadi mengatakan, dia dan keluarganya naik ke atap gedung karena lantai bawah langsung terendam banjir dan dia menyaksikan air naik hingga ke lantai empat atau lima beberapa bangunan. Dia mengatakan dua bibinya di lantai pertama tewas akibat aliran air, namun keluarganya berhasil melarikan diri ke rumah kerabatnya di tempat yang lebih tinggi.

Kini, katanya, dia bersama lima atau enam keluarga di satu rumah kecil, mencari kendaraan untuk pergi ke Benghazi atau kota lain. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG