Tautan-tautan Akses

Thailand: Interpol Keluarkan Peringatan Merah Baru untuk Pewaris Red Bull


Vorayuth "Boss" Yoovidhya, pewaris bisnis minuman energi Red Bull, di London, Inggris, 5 April 2017. (Foto: dok).
Vorayuth "Boss" Yoovidhya, pewaris bisnis minuman energi Red Bull, di London, Inggris, 5 April 2017. (Foto: dok).

Kepolisian Thailand, Senin (5/10 ), mengungkapkan bahwa Interpol pekan lalu mengeluarkan peringatan merah untuk mencari dan menangkap pewaris bisnis minuman energi Red Bull terkait kasus tabrak lari pada tahun 2012 yang menewaskan seorang polisi.

Wakil Juru Bicara Kepolisian Thailand, Kolonel Kissana Phathanacharoen mengatakan kepada Associated Press, organisasi kepolisian internasional yang berbasis di Perancis itu mengeluarkan peringatan tersebut Rabu lalu. Ia mengatakan, polisi Thailand mengontak 194 anggota Interpol untuk meminta mereka menyediakan informasi mengenai keberadaan Vorayuth Yoovidhya (38), yang lebih dikenal dengan sebutan “Boss” itu.

Peringatan merah adalah permohonan kepada kesatuan-kesatuan polisi di berbagai penjuru dunia untuk mencari tahu lokasi seorang tersangka dan menangkapnya untuk kemudian diekstradisi. Beberapa peringatan itu disampaikan secara terbuka, dan sejumlah lainnya secara rahasia. Interpol sering menolak mengomentari kasus-kasus individu karena alasan privasi.

Ferrari milik Vorayuth menabrak motor seorang polisi di sebuah jalan di Bangkok dini hari 3 September 2012 dan menewaskan polisi itu. Ia berhasil menghindar tampil di pengadilan selama bertahun-tahun dan melanjutkan kehidupan jet-set-nya, sebelum akhirnya kabur ke luar negeri menyusul keluarnya surat perintah penangkapan terhadap dirinya pada 2017.

Vorayuth tidak mengeluarkan komentar apapun terkait perkembangan baru kasusnya, dan keberadaannya hingga kini tidak diketahui.

Juli lalu, kepolisian Thailand mengumumkan, tim jaksa penuntut membatalkan gugatan tabrak lari yang mengakibatkan kematian setelah beberapa gugatan lain habis masa berlakunya untuk diproses pengadilan. Karena fakta itu, peringatan merah yang dikeluarkan Interpol sebelumnya dicabut.

Perkembangan kasus ini membuat marah rakyat Thailand. Mereka menuding keluarga Vorayuth yang kaya raya memanfaatkan pengaruhnya untuk memperoleh kekebalan hukum. Penyelidikan berikutnya mendorong pihak berwenang memberlakukan kembali gugatan tabrak lari dan penggunaan narkoba. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG