Tautan-tautan Akses

1 Tewas Akibat Kecelakaan di Unit Penelitian Pertahanan Iran


Citra satelit yang disediakan oleh DigitalGlobe dan Institut Sains dan Keamanan Internasional menunjukkan kompleks militer di Parchin, Iran, 30 kilometer. (Foto: AP)
Citra satelit yang disediakan oleh DigitalGlobe dan Institut Sains dan Keamanan Internasional menunjukkan kompleks militer di Parchin, Iran, 30 kilometer. (Foto: AP)

Iran mengatakan, Kamis (26/5), seorang teknisinya tewas dalam "kecelakaan" di unit penelitian pertahanan di daerah dekat Teheran yang menampung kompleks militer yang sebelumnya diteliti oleh para pengawas nuklir PBB.

Insiden pada Rabu malam itu terjadi beberapa hari setelah seorang kolonel Garda Revolusi, lengan ideologis militer Iran, ditembak mati di dekat rumahnya di Teheran timur.

Suratkabar The New York Times melaporkan, Israel -- musuh bebuyutan Iran -- mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa mereka berada di balik operasi itu. Para pejabat Iran menuding agen-agen AS dan sekutu-sekutunya mendalangi "pembunuhan" itu.

Citra satelit kompleks militer Parchin di tenggara Teheran, Iran (Foto: AP)
Citra satelit kompleks militer Parchin di tenggara Teheran, Iran (Foto: AP)

Kementerian Pertahanan Iran mengatakan sedang menyelidiki "kecelakaan" di unit penelitian di daerah Parchin, yang terletak di sebelah tenggara Teheran itu.

"Pada Rabu malam, dalam sebuah kecelakaan yang terjadi di salah satu unit penelitian kementerian pertahanan di daerah Parchin, teknisi Ehsan Ghad Beigi menjadi martir dan salah seorang rekannya terluka," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan singkatnya. "Investigasi penyebab kecelakaan saat ini sedang berlangsung."

Media pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa satu orang tewas dan lainnya terluka dalam "kecelakaan industri" di Parchin.

Kompleks Parchin diduga pernah menjadi tempat pengujian bom konvensional yang dapat digunakan untuk meledakkan hulu ledak nuklir, sesuatu yang telah berulang kali dibantah Iran.

Situs itu berada di bawah pengawasan baru oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tahun 2015 ketika Teheran mencapai kesepakatan penting dengan negara-negara besar di mana negara itu setuju untuk mengekang kegiatan nuklirnya di bawah pengawasan PBB dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi internasional.

Iran sebelumnya telah menolak akses IAEA ke Parchin, dan bersikeras menyatakan bahwa itu adalah situs militer yang tidak terkait dengan kegiatan nuklir apa pun, tetapi kepala badan tersebut saat itu, mendiang Yukiya Amano, tetap melakukan kunjungan.

Pada Juni 2020, ledakan tangki bensin di "area publik" di dekat kompleks itu mengguncang Teheran, yang jauhnya sekitar 30 kilometer dari Parchin. Insiden tersebut tidak menimbulkan korban, kata Kementerian Pertahanan Iran saat itu. [ab/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG