Tautan-tautan Akses

Tersangka Penyerang Suami Ketua DPR AS Mengaku ‘Cukup Bersahabat’ sebelum Menyerang Korban dengan Palu


Politisi AS Nancy Pelosi (kiri) bersama sang suami Paul Pelosi hadir dalam sebuah acara di Washington, pada 7 Desember 2019. (Foto: AP/Kevin Wolf)
Politisi AS Nancy Pelosi (kiri) bersama sang suami Paul Pelosi hadir dalam sebuah acara di Washington, pada 7 Desember 2019. (Foto: AP/Kevin Wolf)

Pria yang dituduh menyerang suami Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengatakan kepada para penyidik bahwa interaksi dalam insiden itu “cukup bersahabat” sebelum ia menyerang pria berusia 82 tahun itu dengan palu, demikian pernyataan yang disampaikan dalam persidangan pada Rabu (14/12).

David DePape, 42, hadir di pengadilan San Francisco untuk menentukan apakah kasusnya akan disidangkan.

Mantan aktivis nudis itu membantah telah melakukan percobaan pembunuhan dan dakwaan lainnya yang berkaitan dengan pembobolan rumah yang dilakukannya pada Oktober lalu, di mana ia berniat menculik Nancy Pelosi, seperti yang ia akui kepada polisi.

Alih-alih, ia menemukan suami Nancy, Paul Pelosi, 82, yang diduga telah ia pukul dengan palu.

Jaksa memainkan cuplikan wawancara DePape dengan tim penyidik di rumah sakit di hadapan Hakim Stephen Murphy.

Tersangka, yang merupakan warga negara Kanada, mengaku mengatakan kepada Paul bahwa ia tidak berniat menyerah, demikian laporan San Francisco Chronicle.

“Saya telah mengancamnya beberapa kali, tapi sebagian besar (interaksi itu) cukup bersahabat,” ungkap DePape seperti terdengar dalam cuplikan wawancara.

Namun ketika ia menerjang Pelosi, ia melakukannya dengan “kekuatan penuh,” lapor Chronicle.

Departemen Kehakiman AS mengatakan, DePape berniat mengikat Nancy Pelosi, salah satu politisi paling berpengaruh di AS, dan meremukkan tempurung lututnya dengan palu jika ia tidak mengakui “kebohongan-kebohongan” Partai Demokrat.

DePape membawa selotip, tali tambang, tali kabel dan alat lainnya pada saat kejadian, kata Departemen Kehakiman.

Nancy Pelosi, yang berada di urutan kedua dalam kepresidenan AS setelah Wakil Presiden Kamala Harris, sedang tidak berada di San Francisco ketika serangan itu terjadi.

Paul Pelosi berhasil menghubungi polisi ketika pelaku berada di dalam rumahnya.

Polisi kemudian dapat membekuk pelaku setelah ia memukul kepala Paul dengan palu – mengakibatkan keretakan tengkorak – hingga pingsan.

Jaksa pada Rabu menunjukkan rekaman kamera tubuh dari salah satu polisi, lapor Chronicle.

Dalam rekaman tersebut, DePape mengatakan “tidak,” ketika ia diperintahkan untuk menjatuhkan palu yang digenggamnya sebelum melakukan serangan dan terjadi pergumulan.

“Suara yang tampaknya merupakan bunyi dengkuran [Paul] Pelosi terdengar keras di akhir video,” lapor Chronicle.

Serangan dan percobaan penculikan itu dilakukan hanya beberapa hari setelah pemilu paruh waktu AS, dengan suasana politik Amerika yang selalu panas karena disuapi dengan teror konspirasi aneh dari tokoh-tokoh nasional.

Jika persidangan negara bagian itu dilanjutkan, dan apabila terbukti bersalah, DePape terancam hukuman penjara 13 tahun hingga seumur hidup, kata Jaksa Distrik San Francisco Brooke Jenkins.

Kasus federal terpisah terhadap DePape masih berlangsung. Ia membantah dakwaan penculikan dan serangan dalam kasus itu.

Paul Pelosi dirawat selama hampir seminggu setelah serangan tersebut, di mana ia menjalani operasi.

Nancy Pelosi kemudian mengatakan bahwa suaminya menghadapi “proses pemulihan yang panjang.” [rd/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG