Tautan-tautan Akses

Teheran: Arab Saudi Usir 6 Jurnalis Media Pemerintah Jelang Ibadah Haji


FILE - Para jemaah berjalan memutari Ka'bah, saat menunaikan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, 10 Juli 2022. (AP/Amr Nabil)
FILE - Para jemaah berjalan memutari Ka'bah, saat menunaikan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, 10 Juli 2022. (AP/Amr Nabil)

Iran, Rabu (29/5) mengatakan bahwa Arab Saudi mengusir enam awak stasiun televisi negaranya setelah mereka ditahan selama hampir seminggu di negara kerajaan itu menjelang penyelenggaraan ibadah haji.

Arab Saudi tidak segera mengakui insiden tersebut, yang terjadi setahun setelah Riyadh dan Teheran mencapai perdamaian yang dimediasi China. Meski demikian, telah terjadi ketegangan selama beberapa dekade antara kelompok Sunni dan Syiah mengenai tempat-tempat suci di kerajaan tersebut, khususnya terkait ibadah haji yang akan datang.

TV pemerintah Iran menggambarkan penangkapan itu dimulai lebih dari seminggu yang lalu ketika tiga anggota kru ditahan saat merekam kegiatan pembacaan Al-Qur'an di Masjid Nabawi di Madinah. Laporan tersebut tidak memberikan rincian tentang apa yang memicu penahanan mereka, namun mengatakan bahwa orang-orang tersebut setelah “diinterogasi selama beberapa jam” akhirnya ditahan di pusat penahanan polisi.

Dua hari setelah itu, polisi Saudi menahan seorang jurnalis dari saluran TV Iran yang berbahasa Arab Al Alam dan seorang jurnalis TV pemerintah lainnya setelah mereka keluar dari mobil untuk mengikuti salat bersama jemaah Iran, kata TV pemerintah. Jurnalis radio lainnya ditahan di sebuah hotel di Madinah.

TV pemerintah Iran mengatakan bahwa keenam pria tersebut kemudian dibebaskan dan diusir ke Iran tanpa diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji. Pengusiran tersebut terjadi setelah upaya yang dilakukan TV pemerintah dan Kementerian Luar Negeri Iran untuk membebaskan orang-orang tersebut. TV pemerintah Iran bersikeras bahwa orang-orang tersebut tidak melakukan kejahatan dan penahanan mereka tidak beralasan.

Para pejabat Saudi tidak segera mengakui insiden tersebut dan tidak menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Associated Press pada hari Rabu.

Iran, negara Muslim Syiah terbesar di dunia, dan Arab Saudi, yang mayoritas penduduknya Sunni memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 2016 setelah Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka di Saudi, Nimr al-Nimr. Warga Iran yang marah dan memprotes eksekusi tersebut menyerbu dua misi diplomatik Saudi di Iran.

Tahun lalu, mediasi China memulihkan hubungan itu meskipun Arab Saudi masih terjebak dalam perang selama bertahun-tahun dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Arab Saudi sebelumnya telah memutuskan hubungan dengan Iran dari tahun 1988 hingga 1991 karena kerusuhan saat haji pada tahun 1987 dan serangan Iran terhadap pelayaran di Teluk Persia. Pembekuan hubungan diplomasi itu membuat Iran menghentikan kegiatan ibadah haji ke Arab Saudi. Jemaah haji Iran juga sempat dilarang, dalam periode waktu singkat, melakukan ibadah haji karena ketegangan yang terjadi baru-baru ini.

Iran telah bersikeras di masa lalu bahwa jamaahnya harus diizinkan untuk mengadakan upacara “penolakan terhadap orang-orang kafir” dalam skala besar, sebuah demonstrasi yang mengecam Israel dan sekutu Saudi, Amerika Serikat. Arab Saudi melarang demonstrasi politik semacam itu pada saat ibadah haji, yang dihadiri oleh sekitar 2 juta umat Islam dari seluruh dunia. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG