Tautan-tautan Akses

'Tanpa Kaki, Tanpa Batas': Gurkha yang Diamputasi Berhasil Capai Puncak Everest


Veteran Gurkha Hari Budha Magar mendaki Gunung Everest pada 19 Mei. Ia menjadi orang yang diamputasi di atas kedua lututnya yang mendaki puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.849 meter. (Foto: AFP/Prakash MATHEMA)
Veteran Gurkha Hari Budha Magar mendaki Gunung Everest pada 19 Mei. Ia menjadi orang yang diamputasi di atas kedua lututnya yang mendaki puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.849 meter. (Foto: AFP/Prakash MATHEMA)

Veteran Gurkha Hari Budha Magar, yang hampir terbunuh saat bertugas dengan tentara Inggris di Afghanistan, menjadi orang pertama yang kedua lututnya diamputasi, mendaki Everest, kata seorang anggota timnya, Minggu (21/5).

"Dia mencapai Puncak Sagarmatha sekitar pukul 15.00 (waktu Nepal) pada Jumat. Setelah berhasil mencapai puncak, dia sekarang turun ke base camp, dan akan kembali ke Kathmandu besok (Senin)," kata Him Bista kepada AFP. Samargatha sendiri adalah nama lokal untuk Everest.

Magar, 43 tahun, kehilangan kakinya setelah menginjak alat peledak rakitan pada 2010 saat berpatroli di Afghanistan bersama Gurkha, pasukan Nepal yang direkrut dan turut berperang bersama Angkatan Darat Inggris selama lebih dari 200 tahun.

Veteran Gurkha Hari Budha Magar tumbuh di bawah bayang-bayang Himalaya, tetapi hanya setelah kehilangan kakinya dia memutuskan untuk mewujudkan impian masa kecilnya untuk mendaki Everest. (Foto: AFP/Prakash MATHEMA)
Veteran Gurkha Hari Budha Magar tumbuh di bawah bayang-bayang Himalaya, tetapi hanya setelah kehilangan kakinya dia memutuskan untuk mewujudkan impian masa kecilnya untuk mendaki Everest. (Foto: AFP/Prakash MATHEMA)

Dua orang yang diamputasi di bawah lutut telah mencapai puncak Everest sebelumnya, yaitu Mark Inglis dari Selandia Baru pada 2006 dan Xia Boyu dari China pada 2018.

Magar dilengkapi dengan kaki palsu dan berhasil mendaki beberapa puncak termasuk Gunung Toubkal Maroko serta Ben Nevis di Skotlandia dan Mont Blanc di Eropa.

Mantan kopral itu sebelumnya dilarang untuk mendaki Everest. Pasalnya undang-undang Nepal melarang orang yang diamputasi ganda, dan juga orang buta, untuk mendaki gunung.

Pengadilan tinggi Nepal membatalkan undang-undang tersebut - yang tidak berlaku saat Inglis mendaki puncak setinggi 8.849 meter - pada 2018 di bawah tekanan dari Magar dan lainnya.

"Selama Anda dapat menyesuaikan hidup Anda sesuai dengan waktu dan situasi, kami dapat melakukan apapun yang kami inginkan. Tidak ada batasan, langit adalah batasnya," kata Magar kepada AFP pada bulan lalu sebelum menuju ke base camp Everest.

Di situs webnya, dia mengusung misi yang berslogan "tanpa kaki, tanpa batas".

Nepal adalah rumah bagi delapan dari 10 puncak tertinggi dunia. Saat ini wilayah itu menyambut ratusan petualang di tengah musim semi, saat suhu sedang dan angin Himalaya yang sering berbahaya biasanya tenang. [ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG